Monday, December 7, 2009

Honda VFR1200F, Moge dengan Dua Kepribadian

Honda Motor Co pada minggu kemarin mengumumkan bahwa pada 2010 mereka akan memasarkan motor gede dengan dua kepribadian. Maksudnya, motor yang bisa digunakan untuk fungsi sport sekaligus touring. Moge baru ini adalah VFR1200F.

Dua kepribadian tersebut bisa diperoleh karena Honda mencangkok teknologi kopling ganda atau dual clutch pada moge ini. Sebelumnya, teknologi tersebut hanya digunakan pada mobil-mobil terbaru. Karena itu pula, Honda mengklaim bahwa VFR1200F adalah sepeda motor pertama di dunia yang menggunakan kopling ganda.

Moge kopling ganda tersebut akan dipasarkan Honda Motor Eropa mulai 2010 untuk konsumen di benua tersebut, yang memang lebih canggih. Penampilan VFR1200F yang menggunakan mesin V4 ini rapi dan “bersih” dibandingkan moge Honda lainnya.

Dengan kopling ganda, pengoperasian kerja transmisi manual bisa dilakukan secara otomatik. Di samping itu, waktu pergantian gigi lebih cepat, baik dengan transmisi manual dengan satu kopling maupun otomatik. Karena itulah, Honda merangkumnya menjadi moge sport tourer, mengingat tren kopling ganda pada mobil juga makin meluas.

Saturday, November 7, 2009

Skuter Hibrida Gerak 3 Roda dari Peugeot

Penampilan skuter 3 roda Peugeot ini tentu tidak terlalu aneh bagi komunitas Piaggio di Jakarta dan sekitarnya. Pasalnya, di Jakarta, bentuk dan cara mengemudikan seperti skuter Peugeot ini sudah cukup lama diperkenalkan oleh Piaggio melalui produknya yang diberi label MP3. Di Indonesia, skuter 3 roda Piaggio dipasarkan oleh PT Sentra Kreasi Niaga dengan harga sekitar Rp 105 juta.

Konsep
Kendati demikian, Peugeot Motorcycles menilai skuter yang diberi label “The HYbrid3 Evolution” ini masih konsep. Pasalnya, skuter ini digerakkan oleh gabungan (hibrida) dua sumber penggerak, yaitu mesin bensin dan motor listrik. Saat ini, skuter tersebut dipamerkan di Milan International Cycle and Motorbike Show yang berlangsung dari 10 -15 November 2009.

Teknologi yang dibanggakan oleh Peugeot pada skuter ini adalah sistem gerak 3 roda. Tepatnya, satu roda belakang digerakkan oleh mesin bensin. Adapun kedua roda depan digerakkan dua motor listrik (satu roda dengan satu motor).

Motor listrik pada skuter ini menghasilkan tenaga 36 kW (49PS) dengan emisi CO2, 48 g/km dalam bentuk kombinasi. Peugeot memposisikannya kendaraan ini sebagai skuter dan mobil tanpa atap. Ia diperkenalkan pertama kali di Paris Motor Show, tahun lalu.

Teknologi baru yang diadopsi adalah motor l listrik dari mobil BB1 yang dipamerkan pada Frankfurt Motor Show September lalu. Adapun produk tersebut akan diluncurkan pada 2010.

Peugeot merancang skuter ini sebagai pengganti mobil bagi komuter kota. Skuter ini dinilai lebih baik dari sepeda motor atau skuter 2 roda. Alasannya, ia lebih stabil, aman, dan enak dikendarai. Di samping itu, skuter ini juga lincah karena hanya memiliki lebar 82 cm.

Kedua roda depan miring secara bersamaan ketika skuter bermanuver. Suspensi yang diaplikasikan bisa miring. Teknik ini, berdasarkan pengalaman Kompas.com yang pernah mencoba Piaggio MP3, tetap membutuhkan keterampilan berkendara dan siaga ketika pengendara melakukan manuver. Malah, pengendara harus lebih hati-hati dibandingkan saat mengendarai sepeda motor 2 roda. Pasalnya, kedua roda depan miring dan bisa terjatuh!

Penampilan
Penampilan skuter ini disebut mengamit desain avant-garde, sebuah desain yang diadopsi dari mobil Peugeot. Bagian depan dilengkapi dengan panel indikator light emitting diode (LED). Dengan cara ini, pengendara mudah melihat dan membaca saat melaju.

Teknologi keamanan yang ditambahkan adalah ABS, yang menyatu pada rem. Sistem bekerja bersamaan pada roda belakang dan kedua roda depan. Ketiga roda menggunakan rem cakram. Malah, motor listrik juga bisa difungsikan sebagai rem. Kemudian, energi yang terbuang saat skuter mengerem atau melambat bisa diambil lagi untuk mengisi baterai lithium-ion.

Mesin bensin
Mesin bensin yang digunakan sebagai penggerak roda belakang menghasilkan tenaga 30 kW (41 PS). Mesin ini berkapasitas 300 cc, dilengkapi dengan kompresor sehingga kemampuannya setara dengan mesin bensin 500 cc.

Hubungan mekanis antara roda depan dan belakang dikontrol secara elektronik. Sistem motor listrik bekerja ketika skuter start, pada kecepatan rendah, dan pada saat pengereman. Energi listrik baterai hanya bisa dipakai untuk menempuh jarak 10 km.

Mesin bensin digunakan untuk jalanan yang lancar dan melaju lebih cepat. Kombinasi mesin bensin dan motor listrik dengan gerak 3 roda membuat skuter ini makin sip saat dikebut, dan juga lebih aman.

Sistem lain pada skuter ini adalah stop & start yang dipasang pada mesin. Mesin akan mati bila kendaraan diam atau dikendarai dengan model listrik. Hasilnya, Peugeot mengklaim bahwa konsumsi bahan bakar skuter ini 50 km/liter.

Saturday, October 10, 2009

Motor Listrik Kanopi Ala BMW

Peugeot pernah memperkenalkan sepeda motor beroda tiga dengan dua tenaga penggerak, yaknik mesin bensin dan motor listrik. Kini, giliran pabrikan mobil asal Jerman, BMW, membuat prototipe motor berkanopi yang diberi nama C1-E Concept.

Sebenarnya, BMW sudah melepas produk C1 bertipikal skuter pada tahun 2000. Penjualan mampu mencapai 10.000 unit pada tahun pertama peluncuran. Namun, pemasaran pada tahun berikutnya anjlok dan memaksa produksi diberhentikan.

Nah, motor terbaru dari BMW ini merupakan pengembangan lanjutan dari C1 tersebut. C1-E Concept mengaplikasikan motor listrik dengan tenaga yang berasal dari baterai lithium-ion. Juga terdapat mesin bensin dengan pembakaran minim. Namun sayang, besaran tenaga dan torsi tak diinformasikan lebih lanjut oleh pabrikan.

Sambil menunggu kegiatan produksi berlangsung, melalui skuter listrik berkanopi ini, BMW akan berupaya menciptakan tren baru, yakni dengan konsep kendaraan urban yang lebih aman dan tahan terhadap semua cuaca.

Pengemudi mengenakan sabuk keselamatan empat titik. Selain itu, roll-bar dibuat melintang di bagian depan kendaraan untuk menyerap benturan saat terjadi tabrakan. Yang paling menarik, windscreen (kaca penghalang angin) didesain terintegrasi dengan kanopi guna melindungi pengemudi dari terik matahari dan air saat hujan tiba.

Dalam pengembangan produk ini, BMW melibatkan European Safer Urban Motorcycling, sebuah tim gabungan antara BMW, Piaggio, dan Pemerintah Kota Barcelona, London, Paris, Roma, dan beberapa universitas di Eropa.

Friday, September 25, 2009

Skuter PCX, Senjata Baru Honda 2010 di ASEAN

Thai Honda Manufacturing (THM), salah satu basis produksi Honda untuk pasar global, di Thailand, Senin (14/9), memperkenalkan sekaligus mengumumkan bahwa mereka mulai memproduksi skuter terbaru yang diberi nama PCX.

Menurut Honda Motor Co Jepang, skuter baru ini akan menjadi produk global yang akan diekspor ke berbagai kawasan, mulai awal tahun depan. Target utama Honda adalah Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.

Kendati demikian, Honda juga menyebutkan bahwa target lain dari skuter ini adalah negara-negara ASEAN. Berarti, Indonesia, sebagai salah satu pasar kendaraan bermotor roda dua terbesar di ASEAN sekarang ini, dipastikan akan menjadi target. Penggemar Honda atau skuter Honda yang ingin tampil lebih eksklusif tinggal menunggu kehadiran skuter ini tahun depan.

Menurut Honda, skuter PCX menjadi produk untuk pasar global karena kendaraan roda jenis ini sangat mudah digunakan. Di samping itu, penampilannya juga makin gaya dan inovatif. Ditambahkan, rancangan dasar skuter ini merupakan komponen kunci untuk memperoleh efisiensi proses pembuatannya.

PGM-FI & Canggih. Mesin yang digunakan pada PCX berkapasitas 125 cc, 4-langkah, dan satu silinder. Honda mengembangkan teknologi yang memiliki kemampuan mengurangi gesekan antar-komponen di dalam mesin.

Hasil selanjutnya, konsumsi bahan bakar PCX juga irit. Berdasarkan tes yang dilakukan oleh perusahaan tersebut di Thailand, konsumsi bensin PCX 50 km/liter (ECE40 MODE). Hasil tersebut diperoleh berkat kombinasi aplikasi teknologi lainnya, yaitu sistem injeksi elektronik bensin khas Honda, PGM-FI, dan idle stop system, sistem yang mematikan mesin bila motor berhenti sementara.

Juga dijelaskan, skuter ini mencapai standar emisi Thailand level 6 yang mengacu standar Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Untuk ini, di knalpotnya dipasangi katalisator yang menyaring dan mencegah emisi beracun bertebaran di udara bebas ketika mesin dihidupkan.

Klaim Honda lainnya, PCX ini merupakan skuter 125 cc pertama di dunia yang dilengkapi dengan ACG starter. Teknologi terakhir ini adalah motor starter listrik yang juga berfungsi sebagai generator atau pembangkit listrik, sama seperti yang digunakan pada mobil canggih atau hibrida masa kini.

Dengan cara itu pula, menurut Honda, ukuran mesin skuter ini jadi lebih kompak. Cara tersebut juga mengurangi suara berisik ketika mesin dihidupkan.

Fitur lain adalah CBS atau Combined Brake System yang diperkenalkan Honda di Indonesia melalui Vario CBS Techno. CBS adalah sistem untuk membantu kerja rem belakang untuk menciptakan stabilitas.

Kalau sudah begini, harganya dipastikan jadi lebih mahal. PCX akan menjadi skuter eksklusif premium dengan mesin 125 cc. Boleh juga!

Thursday, September 24, 2009

Wuih! Suzuki Skywave Berlapis Emas

Melihat modifikasi dari Suzuki Skywave 2009 ini, Anda pasti bertanya, apa sih keistimewaannya? Enggak ada yang unik, malah modifikasinya terkesan biasa-biasa saja.

Betul sekali! skutik milik Aditya Aryadi Rachman ini bisa tampil karena memiliki dua—bisa dibilang—kelebihan-lah. Pertama, perhatikan kedua velg berukuran 4 x 14 inci depan dan 5,5 x 14 inci belakang. Warna keemasan itu bukan cat, tetapi sepuhan emas.

Aditya membenarkan, meski ia lupa habis berapa gram. "Untuk kedua velg itu, total biaya krom emas Rp 3 juta," ungkap Aditya. Prosesnya, lanjut pria berusia 26 tahun itu, sama seperti krom biasa dan dilakukan setelah finishing velg.

Sementara itu, jari-jari dan teromol sengaja dibiarkan standar. Namun, efek emas lainnya ditonjolkan pada bodi. "Warna putih dari Spies Hecker kebetulan juga mengandung gold effect," sebut Aditya.

Lantas apa kelebihan yang satu lagi? Masih seputar roda, perhatikan bagian belakang. Sekilas, velg yang dibalut karet hitam ukuran 140/60 itu seperti mundur. Menurut Aditya, bagian itu sengaja tidak dimundurkan untuk mempertahankan posisi standar agar handling tidak berubah.

Yang bikin roda belakang seperti mundur, kuncinya ada pada perubahan sudut kemiringan sokbreker. Ubahan dilakukan dengan menggeser pegangan atas, membuat pandangan orang terkecoh, seolah sumbu roda dibikin mundur.

Monday, September 21, 2009

Yamaha Scorpio Kekar Hanya Bermodal Pelat dan Pipa

Bukan tanpa alasan, Henry Wijaya berkeras menggunakan pelat dalam memodifikasi bodi motor. Menurutnya, bahan itu lebih kuat ketimbang fiberglass, dan itu sudah dibuktikannya pada Honda CB175. Saat mengalami kecelakaan menabrak mobil, motor tetap aman, meski dirinya mengalami patah tiga di rahang bawahnya.

Dari pengalaman itu, maka ketika mempermak Yamaha Scorpio-Z 2009, pemodifikasi dari rumah modifikasi Tunas Jaya (TJ) Garage, Tuban, Jawa Timur, ini mengandalkan lempengan logam. Kebetulan, modifikasinya tidak begitu rumit lantaran mencontoh model Ducati Streetfighter.

Konsekuensi dari pemakaian pelat sangat jelas, butuh waktu lama untuk pengerjaannya. Contohnya, ya pada Scorpio-Z ini. Untuk mengerjakan tangki dan bagian buritan, diperlukan waktu 2 bulan.

Tangki diambil dari Honda Tiger Revo. "Totalnya sih hanya butuh sepertiga lembar pelat yang ukuran 1 meter persegi," ungkap Henry. Agar bentuknya berotot, mulai bagian tengah sampai belakang dipangkas habis. Sisanya disambung dengan pelat yang sudah dibentuk.

Untuk buritan motor, prosesnya manual tanpa cetakan sehingga bisa menghasilkan desain yang kompak. Bahkan, tarikan garis dan lengkungannya sangat sempurna. "Beberapa kali saya gagal bikin bentuk yang sempurna. Lebih dari satu lembar pelat (untuk) sampai ke bentuk yang sesuai," kenang Henry yang menggunakan pelat 0,8 mm.

Bila bodi memerlukan waktu dua bulan, sebaliknya, untuk merancang ulang rangka justru lebih cepat. Henry mengaku butuh waktu dua minggu untuk rombak ulang. Dasar sasis dibikin dari pelat bulat yang terdiri dari dua jenis diameter yang berbeda. Untuk rangka utama, pakai yang berdiameter 4,2 inci, sedangkan sasis samping, seperti teralis, pakai diameter 3,2 inci.

Saturday, September 19, 2009

Honda Vario Gold Platting Bisa Naik-Turun

Ada yang menarik dari penampilan Honda Vario dari Bandung, Jawa Barat, ini. Bukan karena warna bodi yang blink-blink (kinclong) yang digandrungi penganut low rider di Amerika, atau roda belakang sampai mundur 20 cm lantas pakai ban besar serta knalpot gambot. Justru bukan itu keistimewaannya. Skutik buatan 2006 ini bisa naik turun seperti yang kebanyakan dilakukan pemodifikasi mobil. Skutik bisa begitu lantaran sang modifikator menginstalasikan sistem suspensi udara pada sokbreker depan dan belakang.

"Ini hasil riset kami sejak 2004," ungkap Geri Turga dari bengkel MotorPop di Jalan Pasirkumeli, Cimahi, Jawa Barat. Rumah modifikasi ini memang melakukan pengembangan berbagai model sistem suspensi udara.

Seperti Anda simak pada shock belakang, yang asli Vario hanya satu, tetapi jadi terpasang dua. Menurut Geri, peredam kejut ini buatan sendiri, menggunakan pelat setebal 3 mm. Bagian dalam dipasang as dan sil hasil karya mereka. "Untuk as shock menggunakan besi diameter 12 mm, sedangkan sil memakai ukuran diameter luarnya 56 mm," papar Geri yang menyebutkan bahwa jarak main shock belakang bisa sampai 15 cm.

Untuk shock depan, lanjut Geri, bagian as dibubut ulang dan ketebalan sil ditambah jadi 1,5 cm. Soal desain bagian dalam, Geri tampak sedikit merahasiakannya lantaran mereka memasarkan sistem ini. Konon, satu setnya dilego Rp 8,5 juta.

Sama seperti mobil, menaik-turunkan shock dibutuhkan udara yang dipasok lewat kompresor. Di sini, Geri mengandalkan kompresor DC Volcano berkemampuan 8 bar. "Jika kurang dari 8 bar, naik-turun lambat dan tidak bisa sampai setinggi 15 cm," paparnya. Untuk mengaktifkan kompresor, mesin motor harus hidup lantaran dari sanalah sumber listriknya.

Selain suspensi udara, ada satu lagi yang membuatnya menarik. Hanya perlu ketelitian untuk mengetahuinya. Apa itu? Sejumlah baut mengalami gold platting atau pelapisan emas. "Kami pakai emas yang 17 karat," bangga Geri.

Tuesday, September 15, 2009

Honda BeAT "Low Rider Chopper" dari Bali

Urusan pahat-memahat patung, Bali jangan dilawan deh. Tapi, untuk modifikasi motor, Bali juga tidak boleh dipandang remeh. Tengok Honda BeAt 2008 karya Kadek Denny Irawan ini. Konsep yang dianut low rider, walaupun memang bukan hal yang baru.

Namun, itu bukan berarti tak ada terobosan. Kekuatan seni yang dimiliki masyarakat Pulau Dewata tecermin pada skutik ini.

Contohnya, pemelaran sumbu roda. Bila kebanyakan modifikator menonjolkan tulang kekar, Denny justru membungkusnya. "Saya bikin begini karena basis dari Honda BeAT yang memiliki wheelbase pendek. Jadi, kalau tulang tambahan dibiarkan telanjang, bikin perbandingan bodi atas dan bawah jadi tidak berimbang," alasan Denny. Dengan begitu, lanjutnya, tampilan tidak proporsional dan terlihat kopong.

Terlebih, pada Honda BeAT itu, ia memanjangkan sumbu roda. Belakang sampai 40 cm dan ke depan 20 cm. Agar tidak kelihatan kosong, tulang-tulang panjang itu dibuatkan baju full fiber.

Di sini kreativitas Denny muncul. Lantaran konsep low rider sudah banyak, maka ia menambah aroma chopper. "Sekalian dibuat baju sampai menutupi roda. Maka terciptalah ide full sepatbor," ujar pemilik usaha pusat kebugaran itu.

Pembuatan bodi tidak sembarangan. Denny harus menyelaraskan lekukan-lekukan pada bodi asli BeAT dengan bodi bikinannya. Garis melengkung 45 derajat pada bodi bawah, misalnya, tak lain mengikuti bodi asli. "Jadi, tak ada tarikan lekukan atau garis yang bertentangan," papar ayah yang mempunyai tiga anak ini.

Sekalipun tubuh BeAT sudah dibalut baju bak jubah, Denny masih bisa menumpahkan kreativitasnya agar bisa dipandang. Salah satunya, desain knalpot model dua pipa yang menjulur bak belali gajah. "Menyambung konsep low rider chopper, knlapot model begini kan jadi ciri chopper," kilah Denny.

Masih ada lagi. Ia menyusupkan teknologi lumayan canggih, semisal lampu indikator mesin "on/off" di panel setang merangkap indikator sein. Kemudian, lampu stop yang bisa berkedip-kedip (kala hujan), mirip kinerja di mobil balap F1 saat hujan.

"Semua pengoperasian cukup dengan menekan satu tombol yang bawaan BeAT. Saya buatkan juga tombol pembuka jok secara otomatis dengan memanfaatkan mekanisme hidrolis. Ini ide baru yang coba saya tawarkan," bangga bos Retro Motor ini.

Terobosan lain, sokbreker depan diganti model rigid. Peredaman menggunakan sistem lengan ayun, makanya sokbreker di tengah bodi jadi berfungsi. "Kalau ada gerak akibat jalanan tidak rata, setang akan turun sedikit, sedangkan bodi dekat pijakan kaki agak membuka. Gerakan setang dan bukaan bodi hanya 2 cm," papar Denny.

Saturday, September 5, 2009

Yamaha Mio American Style

Satu lagi tren aliran modifikasi baru yang bakal ramai, yakni hot rod pada skutik. "Sumbangan" ini dari Shaflingga yang berkolaborasi dengan Budi "Big" Rahmanto dari Big Modification, Jakarta Timur. Mereka menyulap Yamaha Mio 2005 jadi bergaya classic street rod.

Pertimbangan Agha—sapaan akrab Shaflingga—karena gaya klasik abadi dan sampai kapan pun akan disukai. Sebagai contoh, lanjutnya, bisa lirik bodi Fino yang terbukti banyak penggemarnya. Ini beda dengan bodi custom yang pasti disenangi sesaat.

Keistimewaan dari modifikasi ini adalah jitu memadukan bodi Fino yang ramping dengan kaki-kaki besar. Itu seperti bagian depan yang dipasangi ban lebar 4 inci, dan belakang 8 inci dengan diameter 14 inci. "Kami ingin bodi ramping ditopang kaki yang cukup besar. Karena itu, sengaja dipesan velg telapak lebar," ujar sarjana ekonomi ini.

Lantaran mengaplikasi aliran hot rod (American style), desain velg disesuaikan dengan kegemaran para penganut aliran ini di negeri asalnya, yakni dengan memakai jari-jari rapat yang sampai menghabiskan 120 batang. Karena ada penggantian rim, mau tak mau harus dibuatkan teromol khusus dari bahan aluminium gelondongan yang kemudian dibubut.

Untuk memberi kesan bahwa kaki yang dipakai betul-betul besar, maka skubek dibikin ceper. Hal itu berarti sistem suspensi diubah sedikit. "Sengaja dibikin rigid depan dan belakang sehingga enggak ada jarak main. Tujuannya, menghindari mentok antara bodi dan roda," papar Agha.

Desain knalpot custom yang meruncing semakin menguatkan style. Menurut Agha, modelnya meniru dari majalah Harley-Davidson. Ukuran tinggal disesuaikan dengan bodi Mio. Agha dan Budi enggak hanya fokus di bagian yang besar saja, tetapi juga menyempurnakan bagaian detail.

Misalnya, mesin dicat sewarna dengan bodi utama. Bahkan, cat juga melumuri bagian head lamp dan dudukan spidometer. Agha mengaku puas, meski harus menunggu lama sampai lima bulan. "Style baru (pada) modif skutik sudah lahir," bangganya.

Wednesday, September 2, 2009

Yamaha Jupiter MX 135 LC Prototipe dari Medan

Pabrikan motor Jepang atau Eropa tidak diragukan lagi dalam menciptakan prototipe. Ternyata, Indonesia juga tak mau kalah. Meski sampai saat ini belum bisa bikin motor utuh, Indonesia mampu menampilkan motor konsep lewat modifikasi Yamaha Jupiter MX 135 LC. Hasil karya anak bangsa dari Sumatera Utara ini diikutsertakan dalam Mofest Modification Contest 2 Region III, Sumut.

Budi Udin Fakkar dari Jatayu Motor Sport tergolong berani merombak Jupiter MX milik Jimmy tersebut. Intinya, ia tak mau cuma mengubah bodi yang dirancang seperti badan motor konsep. "Saya enggak mau begitu. Prototipe yang benar juga mengaplikasi beberapa komponen yang mengaplikasi mekanisme kerja berbeda," ungkap Budi.

Sebab, motor konsep bikinan pabrikan pun menawarkan teknologi komponen yang berbeda dengan produk massal. Juga ada mekanisme kerja komponen yang dikembangkan dari komponen sebelumnya.

Itulah acuan Budi. Makanya, MX yang digarap memiliki teknologi yang jauh dari MX sebenarnya. Ia pun mengatakan kalau ciptaannya itu merupakan motor sport masa depan.

Dalam modifikasi teknologi komponen yang ditawarkan, ada tiga bagian yang bisa dilirik. Pertama, sistem kemudi dikasih nama steering ratio. Ada perbandingan radius putar waktu setang digerakkan ke dalam dan ke luar.

Kedua, mekanisme kerja peredam kejut merupakan inovasi baru. Budi menamakannya Advance Suspension. Mekanisme kerjanya berhubungan dengan aplikasi roda hubless. Pegangan velg ditopang dua tiang yang mengirim beban ke peredam kejut.

Prinsip kerjanya mirip shock belakang unitrack, tetapi posisi dipasang terbalik. Menariknya, meski dengan sistem hubless, bagian ini tetap enteng ketika bermanuver.

Terakhir, keyless ignition. Menyalakan mesin pakai kunci starter dengan menggunakan sensor gesek. Ya, semacam kartu yang biasa dijadikan kunci di kamar hotel.

Dengan keberanian Budi, pantas kalau karyanya dianugerahkan sebagai The Best Region III. Selamat.

Monday, August 10, 2009

Honda Jepang Impor Motor dari Thailand

Lonjakan ongkos produksi di Jepang membuat prinsipal otomotif di negara itu mengalihkan produksinya. Salah satunya dilakukan oleh Honda Motor Co (HMC) yang memilih mengimpor produk roda duanya dari salah satu basis produksinya di Thailand.

Negeri Gajah Putih ini dipilih HMC mengingat besarnya kapasitas yang dimiliki, mencapai tiga kali lipat dari Jepang. Merek berlambang huruf ‘H’ ini berencana mulai memasok motor berkapasitas mesin 250 cc mulai tahun depan.

Bayangkan saja, untuk motor 250cc hasil produksi dalam negeri dijual hingga 550.000 yen atau sekitar Rp 55 juta per unit. Sementara, untuk produk yang sama, jika diproduksi di Thailand bisa ditekan menjadi 400.000 yen (sekitar Rp 40 juta) per unit. Lumayan jauh kan?

Pada 2008, ekspor motor Honda berkapasitas 16-250cc anjok hingga dua pertiga dari masa puncaknya yang terjadi pada akhir 1980-an. Kondisi ini bahkan memaksa Honda menutup satu dari dua pabriknya di Kumamoto tahun lalu. Selanjutnya, dengan penurunan pasar di Amerika Serikat dan Eropa juga mengakibatkan Honda menutup produksinya di Amerika Utara, Juli ini.

Di sisi lain, penjualan motor di pasar non-tradisional, seperti China, Asia Tenggara, dan Brasil, melonjak dua kali lipat dalam dekade terakhir.

Honda memproduksi motor berkapasitas 100cc untuk basis produksinya di Thailand. Pabrikan ini berencana memperluas penetrasinya untuk memproduksi motor berkapasitas lebih besar seiring permintaannya yang terus meningkat.

Suzuki Satria Berwajah Italia

Sangar! itulah kata yang tepat diberikan pada Suzuki Satria F-150 ini. Bayangkan, Topo Goedhel Atmodjo dari Tauco Custom (TC), begitu berani mengubah bentuk dari bebek menjadi model sport dengan pemakaian bodi part yang minim. "Dengan bodi part yang sedikit pun bisa memperlihatkan kemampuan bermain detail," ujar Topo.

Seperti pemakaian rangka tubular dari pipa besi, misalnya. Biasanya, pada bagian tengah dibiarkan kosong, tapi oleh Topo ditutup pakai pelat segitiga. Bukan pekerjaan mudah lantaran penutupannya harus presisi mengingat setiap bidang mempunyai kontur. Ternyata, Topo melakukannya dengan sempurna.

Kemudian, coba perhatikan ke cover lampu utama. Di sini Topo terinspirasi dari Aprilia Mana. "Hanya bentuk lampu dipilih tirus. Beda sama Mana yang bulat," papar sang builder.

Beberapa komponen Aprilia juga menempel pada Suzuki. Seperti lengan ayun (swing arm) dan garpu depan model upside down diambil dari Aprilia Diablo. Sampai pelek pun dari motor Italia itu.

Ide liar Topo diperlihatkan pada desain knalpot. Bentuk diluar kelaziman, yakni persegi enam dan ujungnya supertrap. Jadi menarik, karena dipasang semacam cover di bagian luarnya.

"Cover itu menguatkan kalau TC sekarang lebih memperhatikan detail di setiap motor konsumennya," sebut Topo.

Sunday, August 9, 2009

Yamaha Jupiter-Z Next-G Mirip Jetski

Motor bebek diubah jadi skutik, tetapi bodinya bongsor (besar). Namun, duet Johanes Hanafi dari rumah modifikasi X-16 dan Tomy Gunawan dari Tomy Airbrush yang merombak Yamaha Jupiter-Z ini menamakan karya mereka sebagai Next-G. Bentuknya hampir mirip dengan jetski.

Konsep Next-G terbilang unik. Ada dua pekerjaan besar buat keduanya sebelum Jupiter-Z jadi model Next-G. Menurut Johanes, urusan bodi menjadi tanggung jawabnya, sedangkan mesin digarap Tomy. Intinya, mereka kerja bareng.

Diakui Johanes bahwa menggembungkan bodi Jupiter tidak mudah. Breket asli ada yang dipertahankan dan ada pula yang diperkuat, terutama bagian depan dan belakang harus dihitung agar bodi besar skuter bisa masuk.

Setelah itu, konstruksi pegangan bodi depan berubah lantaran dimensi hidung Next-G yang mancung dan lebar. Cara demikian juga diterapkan kala menggarap belakang. Rangka dipapas dan didesain ulang sesuai dimensi panjang dan lebar dari tengah serta belakang.

Belum lagi menyambung dengan pelat siku supaya beban buntut baru bisa ditahan. Ubahan bodi enggak seberapa kalau mengacu ke Next-G. Yang perlu diperhatikan, sistem transmisi yang digarap Tomy. Ketika mesin dinyalakan, kontan gigi otomatis masuk ke satu. Sayang, ketika ditanyakan kepada kru dari X-16 dan Tomy tak ada yang bisa menerangkan cara mengoperasikan perpindahan gigi Next-G.

Kombinasi Warna Bikin Garang Yamaha Vega

Modifikasi sederhana (fashion) pun bisa menghasilkan tampilan yang bagus. Kuncinya, keserasian. Antara tampilan, modifikasi, dan warna harus padu. Contohnya, Yamaha Vega-R dari Jakarta hasil garapan Custom World (CW).

Johny Lipurnomo, pemilik CW, kembali menyodorkan karyanya setelah sebelum ini juga menggarap Yamaha yang dibentuk model jetski. Nah, dengan Yamaha Vega ini, ia coba mengambil aliran fashion dengan gaya racing look.

Dari sisi modifikasi tak ada yang ekstrem. Sesuai dengan yang diutarakannya, konsep modifikasinya simpel, "Gaya fashion, tapi ada unsur balapnya," ucap Johny yang bermarkas di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Seperti disebutkan di atas, soal keserasian, tarik garis vertikal dari depan sampai belakang mengenai sudut-sudut bagian punya irama garis yang sama. Terus, lengan ayun yang menggunakan pipa bulat, seperti pada Ducati Monster, boleh jadi terinspirasi dari motor Italia, dan belum pernah digarap pemodifikasi pada bebek.

Rancang bangun seperti ini sangat menghemat kantong, ketimbang harus pasang swing arm variasi atau limbah. "Modalnya memang pipa, tapi ukuran dan las-lasannya mesti presisi," beber Johny.

Tak cuma itu, tampilan secara keseluruhan jadi begitu hidup yang didukung kuat permainan warna, kombinasi hitam dop dikombinasi merah yang dominan di bagian lengan ayun plus bagian tertentu.

Pantaslah bila Johny meraih juara pertama kelas fashion di ajang Yamaha Mofest Modification Contest, Region 2, Bandung, baru-baru ini.

Saturday, August 8, 2009

Honda Vario Techno dengan Kelebihan Rem Kombinasi

Skutik Vario Techno merupakan andalan terbaru Honda untuk memperkuat line-up Honda bersaing dengan kompetitor utamanya, yaitu Yamaha, yang mengandalkan Mio. Di segmen ini, Mio telah menjadi generik untuk skuter otomatik di Indonesia.

“Kami akui itu. Konsumen kalau mencari skutik Honda menyebutnya, Mio Honda,” cerita Sigit Kumala, Senior General Manager Pemasaran dan Pengembangan Produk dari Astra Honda Motor (AHM) setelah event peluncuran Varia Techno plus dua skutik Honda lain dengan penampilan yang disegarkan, yaitu Vario Absolut Matic dan Beat.

Harga. Penampilan Vario Techno cukup menarik dan lebih dinamis dibandingkan dengan saudara dekatnya, Vario Absolut Matic. Namun, yang masih dikeluhkan wartawan saat peluncuran adalah harganya yang terlampau mahal, Rp 15.500.000.
Sampai muncul pertanyaan, “Kalau begini tak mungkin Honda mengalahkan Yamaha di segmen skutik.”

Kendati demikian, AHM punya alasan sendiri. “Harga tersebut karena adanya tambahan teknologi terbaru pada Vario ini, yaitu combi brake,” ujar Julius Aslan, Direktur Pemasaran AHM, dan kemudian diperkuat oleh Presdirnya, Miki Yamamoto.

Selain penampilan, Vario Techno mengandalkan combi brake, yaitu teknologi yang memudahkan pengendara mengoperasikan rem dengan kinerja yang lebih baik. Hanya dengan menarik tuas rem belakang (kiri) lebih dalam, maka kedua rem pada roda, depan dan belakang, akan beroperasi secara bersamaan. Kendati demikian, skutik ini tetap dilengkapi dengan rem depan yang dioperasikan oleh tuas berada di sisi kanan. Kedua rem bisa diaktifkan secara bersamaan.

Nah, pada skutik Honda lainnya, baik Vario lama yang sekarang menjadi Vario Absolut Matic dan Beat, combi brake tidak ada. Perbedaan harga antara Vario Absolut Matic dengan Techno mencapai Rp 650.000.

Penampilan. Untuk mesin, tidak ada perubahan atau perbedaannya dengan Vario Absolut. Bahkan dimensi pun tidak berbeda jauh (lihat tabel spesifikasi). Namun, yang pasti, dari depan, perubahan yang cukup mencolok adalah tameng atau tudung depan plus lampu besar, penempatan lampu sein dan tameng samping depan.

Seperti sebelumnya, Vario Techno juga menggunakan dua lampu depan. Namun, modelnya berbeda. Lampu Techno lebih sipit. Honda menyebutnya dengan “dual keen-eyes headlight”. Lampu sein berada di atas lampu besar. Di atas lampu besar dibentuk tameng dengan bentuk mirip dengan paruh buruh. Desain tameng samping depan juga berbeda.

Belakang. Lampu belakang menyatu dengan bodi, desain tajam seperti ekor itik untuk memberi kesan sporty. Lampu menggunakan tutup transparan sehingga bola lampu di dalamnya kelihatan.

Panel instrumen atau indikator baru dan dilengkapi dengan indikator lampu sein buat kanan dan kiri. Ukuran lebih besar dan di depan tengah diberi pelindung.

Juga ada tambahan pengaman pada kunci kontak, yaitu magnet otomatik yang disebut juga “auto secure key shutter”. Tutupnya dilengkapi dengan penerangan dari fosfor agar mudah melihatnya di kegelapan.

Spesifikasi Vario Techno vs Absolut

Mesin
Vario
Techno
Vario
Absolut Matic
Tipe

SOHC, 4-langkah, berpendingin cairan (air).

Diameter x langkah
50 x 55 (mm)
Volume silinder
108 cc
Perbandingan kompresi
10,7 : 1
Tenaga maks.

8.99 PS @8.000 rpm

Torsi maks.

0,86 kgf-m @6.500 rpm

Kopling
sentrifugal
Kapasitas tangki
3,6 liter
Dimensi

Panjang x lebar x tinggi (mm)

1.904 x 680 x 1.090

1.897 x 680 x 1.083

Jarak sumbu roda (mm)
1.273
Jarak terendah (mm)
133
132,5
Berat kosong (kg)
101
99,3
Suspensi
Depan
Teleskopik
Belakang

Lengan ayun, peredam kejut tunggal

Rem
Depan
Cakram, hidraulis
Belakang
Teromol
Ban
Depan
80/90-14M/C40P
Belakang
90/90-14MC/C46P

Friday, August 7, 2009

Minerva Sachs GTR 150, Skutik Berpostur Bebek Sport


Pangsa pasar sepeda motor Indonesia yang sangat besar membuat berbagai pelaku bisnis ingin memasuki arena ini. Salah satunya adalah Minerva Sachs yang dirakit dan dipasarkan oleh PT Minerva Motor Indonesia (MMI).

Tahun lalu, perusahaan ini telah memasarkan Minerva Sachs Mad Ass 125 dan Sachs 250. Jumat (19/6) malam, MMI menambah satu lagi produknya, yaitu Minerva Sachs GTR150. Produk baru ini sekilas mirip bebek atau underbone sport. Namun, MMI mengklaimnya sebagai skuter otomatik (skutik) sport.

“GTR150 adalah terobosan, skuter sport matik pertama yang dibuat Minerva Sachs. Juga yang pertama di Indonesia,” klaim Kristianto Gunadi, Presiden Direktur MMI, baik pada pidato, maupun rilis yang diberikan kepada wartawan.

Bebek Sport. Dari postur, Minerva Sachs ini berbeda jauh dengan skuter yang ada saat ini. Tidak ada ruang kosong di depan pengendara atau dek rendah buat kedua kaki pengendara. Selain itu, bagian bawahnya dilengkapi pula dengan tameng samping. Rangka dari pipa dibiarkan telanjang, plus tangki bahan bakar di dalamnya.

Gaya mengendara sama dengan motor bebek atau sport. Pasalnya, kaki pengendara ada di samping dan menggunakan penyangga kaki.

Perbedaan lainnya adalah kapasitas tangki bensin yang dapat menyimpan 8,7 liter. Bandingkan dengan skutik yang ada saat ini, yang cuma bisa diisi 3,5 liter bensin.

Lainnya, bila skuter menggunakan roda berdiameter lebih kecil, Minerva ini punya ukuran yang sama dengan bebek, yaitu 17 (depan) dan 16 (belakang). Ukuran bannya juga besar, yaitu 17-110/70 di depan dan 16-100/70 di belakang.

Bagian belakang, yaitu sepatbor bergaya sport, model “nungging”. Begitu juga dengan jok. Namun, untuk boncengan, dipastikan kurang nyaman karena posisinya yang lebih tinggi dari pengendara yang berada di depannya.

Dengan kombinasi komponen tersebut, sosok Minerva Sachs ini benar-benar kokoh, besar, dan tampil lebih sporty dan dinamis. Identitas skuter justru hilang. Harga yang ditawarkan juga tak berbeda jauh dibandingkan bebek sport Jepang, Rp 17,6 juta (on the road) untuk Jakarta dan sekitarnya.

Dengan menampilkan produk seperti ini, Minerva membidik segmen khusus, terutama anak muda yang senang tancap gas, tetapi tidak mau repot gonta-ganti gigi. “Kita tidak mau bermain di segmen yang sama dengan produk yang sudah ada, terutama Jepang. Kita menawarkan sesuatu yang berbeda,” ungkap sumber resmi Minerva tentang segmen konsumsi yang dibidik untuk GTR 150 ini.

CVT. Kalau pun ada bagian yang bisa disamakan dengan skutik, hanya pada sistem transmisi. Untuk ini, GTR 150 ini menggunakan CVT (continuously variable transmission) yang memindahkan tenaga dari mesin ke roda. Mesin berpendingin air, berkapasitas 152 cc berada agak ke depan, sejajar dengan footstep samping.

Seorang wartawan otomotif yang sempat mencoba dan melongok pabriknya, di Celeungsi, Jonggol, menceritakan, tenaga mesin cukup. Namun, pada putaran rendah agak payah. Sementara itu, data yang diberikan kepada wartawan kurang lengkap, tak dicantumkan bobot totalnya.

“Ini baru soft-launch. Nanti September baru diluncurkan secara resmi,” ujar sumber resmi Minerva. Kendati demikian, peluncuran yang dilakukan seminggu setelah Jakarta Fair berjalan tersebut sudah memasang target penjualan.

“Target, 1.000 unit per bulan atau 12.000 setahun. Khusus selama Pekan Raya Jakarta, kami yakin bisa menjual 500 unit,” ungkap Kristianto Goenadi pada rilisnya. Dengan produk baru ini, MMI bisa menjual 84.000 unit kendaraan roda di Indonesia atau naik sampai 16 persen.

Spesifikasi
Mesin
Tipe

4-langkah, satu silinder

Pendingin
Air
Kapasitas
152 cc
Tenaga maks
12 PS
Sistem pasokan bahan bakar
Karburator
Transmisi
CVT
Rem: depan & belakang
Cakram
Kecepatan tertinggi
124,6 kpj
Kapasitas tangki
8,7 liter
Konsumsi bahan bakar
35 km/liter

Informasi lain GTR150:

  1. Dirakit di Indonesia dengan komponen didatangkan dari Minerva Sachs Thailand dan Taiwan.
  2. Saat ini kandungan lokal 15 persen dan nantinya akan ditingkatkan 40 persen.
  3. Dirancang oleh Acerbis, Italia.
  4. Emisi gas buang Euro-3.
  5. Spidometer digital. Namun, takometer tampil bergaya analog (jarum) dengan dasar putih.
  6. Lampu depan tipe proyeksi, dipasang pada tameng depan, terdiri dari dua bagian, kanan dan kiri.
  7. Penempatan lampu depan disatukan dengan sein depan.
  8. Lampu rem belakang tipe LED.
  9. Tutup tangki berada di depan.

Thursday, August 6, 2009

Edan Tenan! Yamaha Mio Jadi Motor Sport Klasik

Edan tenan! Modifikasi ini top banget, deh. Bayangkan, Ressa Wintananda, SE, mengubah Yamaha Mio 2005 miliknya menjadi model sport. Bergaya klasik pula. Reza, begitu dirinya sering disapa, memang ingin lepas dari aliran gaya low rider, hot rod atau drag style yang lagi digandrungi para builder skutik.

Menurut pengakuannya, ia lebih suka yang klasik. Keputusan permak motor pun bukan karerna ia niat ingin ikut kontes. "Motor ini aku pakai buat keliling beli onderdil," ungkapnya.

Kendati dipakai buat harian, ia bisa dibilang kreatif dan karyanya ini inovatif, bahkan bisa dibilang ekstrem karena dari Yamaha Mio, hanya mesin yang dipakai. Sudah begitu, posisi mesin skutik yang di belakang pindah lokasi menjadi di tengah.

Menariknya lagi, sistem suspensi depannya telelever. Model tunggal seperti lawas dengan posisi di tengah atas, tepatnya di bawah setang. Kemudian, roda depan dipegang satu arm mengikuti yang belakang. Termasuk desain sokbreker belakang juga tunggal yang terletak antara tangki dan sadel depan.

Velg custom ukuran 14 inci dibalut ban Swallow ukuran 160/70. Menurut Reza, rangka dibikin dari nol dengan menyesuaikan dimensi mesin dan CVT. "Rangka aku sesuaikan kekuatannya, meski diamaternya kecil. Tapi, kualitas las-lasannya mesti bagus agar kuat," ungkap Reza dari rumah modifikasi roda empat KMS, Kaliurang, Yogyakarta.

Sekalipun dibangun bukan untuk ikut kontes, nyatanya ketika ditampilkan di ajang Yamaha Mofest Modification Contest 2, region 1 di Kota Gudeg, Reza menyabet piala sebagai pemenang II kelas Non Moped X-Treme. Selamat.

Vario Techno Versi Modif dengan Permainan Warna

Dengan target kaum muda, Vario Techno yang baru saja diluncurkan oleh PT Astra Honda Motor (AHM), contoh versi modifikasinya sudah dihadirkan. Aksesori “full-colour” untuk modifikasi ini pun telah disiapkan.

Yang cukup menarik, contoh modifikasi yang dihadirkan difokuskan pada permainan warna. Ada beberapa warna digunakan pada satu skuter ini, merah, putih, biru, hijau dan hitam.

Permainan warna cerah, seperti merah, putih, dan biru tidak hanya pada bodi. Juga pada tutup kipas mesin, penahan panas knalpot, roda, dan kaca spion. Modifikasi ini sendiri termasuk sederhana karena tidak ada permainan airbrush.

Namun, bagi mereka yang sudah jatuh cinta pada Vario Techno ini, dan berniat membelinya, ingin tampil beda dan gaul, bisa mengambil inspirasi dari modifikasi permainan warna dari AHM ini. Namun kalau mau cepat, tentu saja bisa membeli aksesorinya langsung di dealer Honda.

Wednesday, August 5, 2009

Gagah Juga Honda GL Pro Diubah Jadi Trail

Susah memang kalau sudah jadi trail-mania. Makanya, kala bengkel modifikasi Gandul 2Wheel Custom (G2WC) menyodorkan desain Aprilia SMV 750, Helmy Hermansyah kontan setuju Honda GL Pro Neo Tech miliknya diubah seperti itu. Sebelumnya, warga yang tinggal di kompleks Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok, ini sudah punya Suzuki TS125 yang dirombak jadi trail RM125.

Wardoyo dari G2WC mengaku diberi kebebasan merombak motor jadi supermoto dan pilihan yang pas SMV 750. Meski konsep yang diaplikasi tidak mirip sekali, ia berupaya mendekati kesamaan. Hal itu seperti tampak pada bagian rangka tengah yang dibentuk dari pipa seamless ukuran 1/2 inci yang dibuat menyilang.

"Sasis tengah mengapit tangki sekaligus bodi tengah yang dibuat dari pelat," ujar Wardoyo. Menurutnya, rangka pipa ini juga dibuat untuk menopang bodi belakang (terbuat dari pelat yang menyatu dengan sepatbor).

Untuk suspensi, bagian itu tentu mengikuti tren global dengan menggunakan sistem monoshock. Hanya, Wardoyo tidak mengikuti model SMV 750 yang ada di bagian kanan rangka. Di sini, ia menempatkannya persis di tengah biar nyaman lantaran dipakai harian.

Mengenai kaki-kaki, Wardoyo sedikit harus kerja keras lantaran pemilik masih ingin pakai shock bawaan standar untuk yang depan. Solusinya, ditambah adaptor besi agar tampilan tambah tinggi. Lalu, bagian tengahnya dikasih karet shock Suzuki TS agar lebih berisi.

Begitu lengan ayun, minimal lebih tebal dari aslinya. Caranya, yang asli diberi kondom yang menggunakan pelat. Pada bagian tengah diberi lekukan agar mirip dengan arm Aprilia. Hasilnya, meski tanpa komponen limbah, tampilannya boleh juga.

Thursday, July 9, 2009

Honda Tiger Gundala Putra Petir

Ada tiga hal yang menarik dari modifikasi pada Honda Tiger milik Kristiawan asal Cilacap, Jateng. Pertama, tampilan bergaya streetfighter yang kekar. Kedua, bagian tertentu di bodi dipenuhi halilintar bagai petanda hendak hujan. Dan ketiga, jika hujan justru pengendaranya enggak berani jalan.

Ripto dari Ripto's Modification ketika mengubah bentuk motor 'lawas' (1997) menjadi streetfighter kental dengan gaya West Jateng Style (WJS). WJS begitu mononjol dengan desain yang mengembang di sekitar bagian tengah dan bawah. Macam ciri Bulldog yang berbadan besar di depan dengan buntut kecil.

Kristiawan suka sama model WJS lantaran desain runcing dan lancip punya kesan detail dan tegas. Nyambung keinginan pemilik, Ripto coba berkreasi dengan memberi sudut kontras, seperti tangki dibikin tegas. Supaya selaras sama shroud tangki yang rada panjang, maka Ripto mengikuti gaya Benelli yang punya dada besar.

Sesuai dengan model WJS, gaya Bulldog seperti ini akan menambah beban center gravity lebih kuat di depan. Sehingga handling lebih enak saat digeber.Titik berat yang lebih ke depan juga bikin handling kian mantap kala bermanuver hebat.

Desain jok tunggal yang terpisah dengan sepatbor semakin menguatkan kesan streetfighter. Hanya, jadi repot kala disiram hujan. Desain sepatbor yang secuil menutupi ban akan menyiprati bagian belakang pengendara.

Kreasi lain, bisa dilirik bentuk knalpot. Pendek dan nongol di kolong, sangat kompak dengan bentuk dan kehalusan bodi. Meski, secara fungsi tidak diketahui.

Yang menarik, dalam mewarnai motif di bodi. Kristiawan terinspirasi dengan komik Gundala Putra Petir yang sangat kuat rona hitam kombinasi silver plus motif halilintar.

Untuk kaki-kaki, Wawan—sapaan karib Krisstiawan—pilih X-K Bike Design, Purwokerto. Rumah produksi ini mahir soal konstruksi kaki, terutama bergaya streetfighter. "Kaki depan dijelali sokbreker Honda CBX lawas tipe teleskopik," papar Agus DJ.

Agar sesuai pemilihan kaki-kaki, untuk lengan ayun (swing arm) dipasang dari limbah Suzuki GSX750 yang punya tongkrongan besar dan kokoh. "Supaya sinergis dengan bentuk depan, di samping itu bagian belakang jadi tampak mantap," lanjut Agus DJ.

Wednesday, July 8, 2009

ZX600 dan Ninja 250R Menyatu Dalam Bodi Honda Tiger

Seperti apa jadinya jika Honda Tiger dimodifikasi perpaduan Kawasaki ZX600 dengan Ninja 250R? Ya, seperti yang terlihat ini. Hasil karya sempurna dari Atang 'Bodong' Setiawan, selain mengawinkan dua model berbeda, juga sukses menyesuaikan dimensi bodi.

Bolt-on
Sebagai pemilik rumah produksi bodi fiberglass di Karawang, Jawa Barat, sudah bisa ditebak, bahan apa yang digunakan dalam perubahan sekujur badan Tiger 2004 itu. Jadi, enggak perlu dipertegas soal material, kecuali konsepnya.

"Konsepnya bolt-on karena nantinya bodi ini tetap bisa dipakai orang lain kalau ada yang pesan," ungkap Bodong. Ini termasuk penggunaan uni-track dan lengan ayun. Kedua komponen itu enggak diambil dari limbah, tetapi produk variasi. Dengan begitu, kata Bodong, ketika mau balik ke standar jadi gampang.

Sesuai pengalaman, Bodong tidak mau memaksakan ubahan bodi model zaman dulu, yaitu fairing full set dengan kondom tangki yang dicetak sesuai ukuran moge sehingga ketika dipasang ke Tiger hasilnya jadi kedodoran.

Di sini, karya Bodong kompak sekali. Tak ada tekukan bodi berlebihan. Garis desain fairing dan buntut sangat sesuai dengan sasis standarnya yang memang sport kecil. Meski sebagai pendatang baru di soal pembuatan bodi dengan fiberglass, namun ini merupakan inovasi.

Kalau ada yang berminat mengubah tampilan Honda Tiger seperti di gambar ini, gampang sekali pemasangannya. Sebab, untuk fairing dan buntut baru, itu masih memanfaatkan braket lama. Nah, soal harga, tinggal merogoh kocek sekitar Rp 2,5 juta, sudah bisa mendapat ubahan bodi berikut braketnya.

Tuesday, July 7, 2009

Wuih! Honda Tiger dengan Monoshock di Samping

Nih, satu lagi terobosan modifikasi. Masih di soal sokbreker. Bila dari Pontianak seperti yang ditampilkan pertengahan Juni lalu, peranti itu ditempatkan di bawah mesin, yang satu ini monoshock dengan posisi di samping. Builder-nya adalah Abdul Aziz dari A1 Modified yang bermarkas di Magetan, Jawa Timur.

Dalam memodifikasi Honda Tiger Revo 2008, Abdul mengaku terinspirasi Aprilia Shiver 750. Makanya, hasilnya diupayakan semirip mungkin, termasuk penempatan suspensi monoshock ke samping. "Harus diperhatikan kekuatannya, baik shock maupun rangkanya," papar Abdul yang takut kreasinya patah dua bagian.

Makanya, untuk pegangan shock yang bawah ke swing-arm diperkuat dengan pelat tebal lebih dari 1 mm. Bentuknya, pelat kotak. Adapun, kata Abdul, yang di atas ke rangka. Kalau mengandalkan rangka standar bisa-bisa bengkok. Karena itu, lanjutnya, bagian itu harus ada penguat. "Ada semacam pipa tubular dari tengah sampai depan. Itu bukan hanya buat tampilan, tapi benar-benar berfungsi," beber Abdul yang memakai pipa berdiamater 1 inci.

Untuk shock-nya diambil dari limbah moge Suzuki GSX750, sementara yang depan, model upside-down murni karya A1 Modified. Hanya as bawah yang pakai punya Tiger. Selebihnya, tabung, batang, hingga segitiga buatan tangan. Akan lebih rapi jika jalur selang tertata rapi.

Selain shock depan yang bikinan sendiri, seluruh bodi boleh dibilang full custom dengan mengandalkan bahan pelat 0,9 mm. Boleh percaya boleh tidak, pelat yang digunakan Abdul dari limbah kaleng tiner cat.

Menjadi sempurna hasil tangan terampil Abdul seandainya selang di depan ditata lebih rapi. Bagaimanapun, keberanian Abdul bermain di suspensi menjadi teroboson tersendiri.

Monday, July 6, 2009

Honda Monster dari Magetan

Kalau saja logo sayap mengepak di tangki dan tulisan Honda enggak ada, Anda pasti menebaknya Ducati karena ciri kental dari motor Italia ini terletak pada "tulang" yang membentang dari bawah tangki sampai jok berwarna oranye tua. Tidak salah.

Abdul Aziz, sang modifikator dari A1 Modified dari Magetan, Jawa Tengah, mengaku mencontoh Ducati Monster 696. Itu tergambar dari tangki dan kerangka tubular. Meski menggunakan pipa teralis berdiameter 1 inci dan lagi pula tidak berfungsi sebagaimana aslinya di Ducati. Namun, Abdul membuatnya semirip mungkin.

Kecuali pipa dari bagian tengah ke belakang bukan sekadar pemanis, tetapi punya tugas sebagai penguat bodi, sedangkan kerangka depan masih bawaan standar.

Inspirasi Monster terus menjalar ke buritan yang menutupi ujung jok sehingga membuat tampilan menjadi single seater. Sayangnya, finishing-nya sedikit kurang rapi karena masih ada celah antara jok dan buritan yang terbuat dari bahan fiber itu.

Begitu juga dengan cover mesin yang terpaksa harus ditutup karena dapur pacunya sangat kecil. Rancangannya yang kaku, timbul kesan berat di bawah. Kendati begitu, ada terobosan dari Abdul Aziz untuk sistem saluran buang.

Perhatikan desain knalpotnya. Kaki pengendara bisa tersengat panas, justru sudah dieliminasi dengan bahan aluminium yang berasal dari komponen mesin foto kopi. "Di dalam mesin itu kan ada tabung roll dari aluminium dan ternyata bagus dijadikan knalpot lantaran tahan panas," bangga Abdul.

Hebatnya, sekalipun sudah menempuh perjalanan jauh, knlapot masih bisa dipegang, meski diakuinya agak hangat. Terus, pada bagian depan dikasih radiator-radiatoran.

Untuk model lampu depan, Abdul terinspirasi sama Yamaha MT. Lampu diambil dari Honda Revo.

Oh, ya! Ada yang kelupaan. Setelah cerita panjang lebar, apa basis motor ini?
Jawabannya, Honda GL Pro 1995.

Sunday, July 5, 2009

Yamaha Scorpio dengan Lengan Ayun dan Shock Unik

Coba kamu perhatikan betul-betul Yamaha Scorpio dari Pontianak ini. Kalau tampilan, jelas berubah total, plus dipadu dengan motif kelir bunga api. Namun, justru bukan itu yang menjadi kelebihan dari produk Jepang produksi 2004 ini.

Ada beberapa keistimewaan dari modifikasi yang dilakukan oleh Agus Salim. Bahkan, dua di antaranya tercatat sebagai 'terobosan' dari keberanian sang builder. Apa itu?

Sokbreker unik
Lirik deh, lengan ayunnya. Agus sengaja menyematkan limbah Honda VFR800, pertimbangannya agar tampilan menjadi ekstrem. "Apalagi velg VFR sangat lebar," katanya, dan pro-arm tunggal ini tercatat berdimensi terbesar hingga saat ini.

Untuk penyesuaian, mau tak mau velg belakang dipasang yang ukuran 6 inci, sedangkan depan 3,5 inci. Dengan begitu, tampilannya terlihat sangat menyolok, apalagi pada velg palang di belakang diberi kelir merah. "Biar orang makin ngeh dengan adanya barang langka ini," bangga Agus.

Meski Agus mengakui, saat pemasangan tidak semudah membalik telapak tangan, karena lebar arm yang 29 cm sudah melebihi ruang standar, solusinya, bagian rangka dibuat lebih ngangkang.

Lantas, apa keunikan keduanya? Pindah tatapan Anda dari pro-arm ke sokbreker. Dengan konsep monosok, umumnya bagian itu ditempatkan di depan roda belakang. Persisnya, di atas bagian belakang mesin dengan posisi, kalau tidak berdiri, ya vertikal.

Namun, di sini Agus memperlihatkan keberaniannya melakukan terobosan. Posisi sokbreker 'tidur' dan berada di bawah mesin. Nongol lagi dari pipa knalpot. Agus menggunakan punya Yamaha R1. "Hanya sekadar eksperimen. Yang pasti bikin penasaran orang," ujar Agus yang semula ingin memakai milik Honda VFR untuk peredam kejutnya.

Sukseskah? Ternyata, ketika dibawa jalan, pegangan bagian depan (atas) patah lantaran beban kerja terlalu berat. "Untuk menahan kerjanya, breket depan harus menggunakan pipa padat," sebut Agus. Sebelumnya pakai pipa kosong dan dengan pipa padat ukuran 3/4 inci jadi kuat.

Urusan kaki-kaki, untuk depan—komplet berikut segitiga dan setang—dicabut dari Suzuki Hayabusa 1.300 cc. Bentuk setang sangat sporty, yang menjadi pertimbangan Agus.

Pada mesin, tidak ada ubahan radikal. Pemasangan oilcooler dari Yamaha XJR karena tuntuan fashion. Begitu juga pemilihan karburator PWK38 dari KTM400, "Buat tampilan saja," tutup Agus.

Saturday, July 4, 2009

Fitur-fitur Menarik TVS RockZ 125

Sebagai pendatang baru, TVS cukup jeli mengoda hati konsumen motor Indonesia. Caranya, menawarkan fitur-fitur yang belum pernah diaplikasi pada motor bebek standar pabrik. Salah satunya adalah IMS (intergrated music system). Hebatnya lagi, menurut Ravi Kharul, Wakil Presiden R&D TVS, fitur ini hanya pasang pada TVS RockZ yang dipasarkan di Indonesia. “Di India tidak ada. Selera orang Indonesia cukup unik,” jelasnya. Ketiga ditanyakan, IMS bisa membahayakan pengendara, Ravi hanya tersenyum. “Asalnya jangan terlena saja!” balasnya.

Sebelumnya, IMS ini diuji dari pengaruh lingkungan dan cuaca . Misalnya, air karena motor kehujanan, debu dan pengaruhi terhadap jalan tidak rata. Pengujian tersebut dilakukan di laboratorium TVS India. Juga kemungkinan air atau debu masuk ke dalam slot USB, RCA dan charger yang diberi penutup.

Flash Disk. IMS pada TVS RockZ tidak dilengkapi dengan memori untuk menyimpan data atau file lagu dalam format MP3. Sebagai penggantinya, cukup dengan menggunakan USB flash disk . Nah, file lagu-lagu pada flash disk inilah nanti yang bisa dimainkan atau payback.

Untuk mengontrol atau memilih musik atau radio, termasuk pengaturan volume, mencari lagu, disediakan tombol di tengah. Posisinya cukup mudah dicapai. Masalah yang cukup mengganggu, pemilik RockZ tentu saja tidak bisa memasang bagasi di bagian ini atau menaruh barang di atasnya.

Cara terbaik mendengarkan musik atau radio, tentu saja dengan menggunakan earphone yang langsung dimasukkan ke lubuang telingga. Bila tidak, tentu saja akan mengganggu ketika helm dipasang.

Pengaman Ganda. Cukup kreatif. Pertama, dilengkapi dengan tombol yang berada di bawah jok. Pastinya, tidak mudah bagi maling untuk menghidupkan mesin. “Butuh waktu bagi atau proses mengidupkan motor jadi lebih lama,” jelas Benny Widyatmoko, GM TVS Indonesia.

Pengaman kedua adalah kunci stand tengah. Dengan kunci aktif, stand tengah tidak bisa melipat. Kondisi ini tentu saja akan menyusahkan bagi maling karena roda belakang tidak menyentuh permukaan jalan. Dipastikan pula, juru parkir tidak bisa mengeser motor ini dengan mudah.

Lampu LED Boks. Tak kalah kreatif, pada bok, dilengkapi lampu LED yang memberi penerangan. Lampu ini akan hidup secara otomatik bila sadel diangkat.

Fitur lain adalah iRide, iEcono, iStart dan iCharger. iRide, kopling ganda untuk mempercepat kemampuan motor ini melakukan sprint. iEcono, indikator yang memberi tahu pengendara, RockZ-nya melaju dengan pemakaian bahan bakar yang irit. iStart, memberi tahu pengendara, motornya sudah bisa dijalankan dan tak perlu lagi dipanaskan.

Peredam Kejut Gas. Kendati masih menggunakan peredam kejut ganda di belakang, keduanya dilengkapi dengan kanister gas nitrogen dengan peredaman yang lebih nyaman. Padahal, kalau dibeli terpisah, harganya cukup mahal.

Fitur lain yang juga dibanggakan TVS adalah knalpot dengan penampang berbentuk delta. Menurut TVS, RockZ adalah bebek pertama yang menggunakan knalpot model ini di Indonesia.

Kesimpulan. Kendati hanya sempat mencoba RockZ mengelilingi pabrik TVS dua kali, kesan yang diperoleh: s:uara mesin halus dan gesit diajak bermanuver. Postur, bila dilihat dari sadel, tampak kekar, tetap dari depan atau belakang, tampak ramping.

Saat digenjot, RockZ cukup bertenaga dan agresif pada setiap gigi. Pengoperasian tombol-tombol mudah dan mulus. Di samping itu, indikator pada panel instrumen mudah dibaca.

Cukup menarik, indikator posisi gigi berbentuk bulat dengan”N” atau netral di tengahnya. Sedangkan indikator bensin dan odometer ditayangkan dalam bentuk digital. Semua itu memberi kesan, RockZ adalah bebek sporty dan modern.

Kendati begitu, kualitas pengelasan beberapa komponen masih harus ditingkatkan! Dengan demikian, seperti yang dikemukakan K. Vijaya Kumar, Direktur Penjualan dan Pemasaran TVS di Indonesia, “Saat ini, kami mengutamakan kualitas produk dan bukan mengejar pangsa pasar,” bisa dibuktikan!

Spesifikasi
Mesin
Tipe
4-langkah, SOHC, 1-silinder
Pendingin
Udara
Kapasitas
124,5 cc
Diameter x langkah
57 x 48,8 mm
Perbandingan kompresi
9,3: 1
Tenaga maks.
9,8 PS @7.500 rpm
Torsi maks.
9,8Nm @5.500 rpm
Sistem pasokan bbm
karburator
Sistem starter
Elektrik dan kaki
Pengapian
Digital CDI
Sistem kelistrikan
12V, AC, magneto
Batere
12V/4Ah
Lampu depan
Halgogen 30/30
Pemindah tenaga
Kopling
Ganda, basah, sentrifugal
Transmisi
4 percepatan
Sasis
Suspensi
Depan
Teleskopik, monotube, gas
Belakang
MIG
Rem
Depan
Cakram, piston ganda
Belakang
Teromol
Ban & pelek:
Depan
Belakang
2,5 x 17
Kapasitas tangki bensin
4 liter
Dimensi
Panjang x lebar x tinggi
1.940 x 1.078 x 665 mm
Jarak sumbu roda
1.260 mm