Wednesday, February 25, 2009

Awas Terkecoh! Ini Bukan Moge Asli

Anda pengagum berat moge, tapi masih sebatas mimpi untuk mendapatkannya. Kalau punya motor jenis sport, bawa ke Dave Motor Concept (DMC). Rumah modifikasi roda dua itu bisa menyulap jadi bongsor seperti sudah dilakukannya pada Yamaha Scorpio.

Meski mengadopsi limbah moge, tapi Budi Tricahyono, sang juragan DMC, tidak serampangan. Kalau saja lambang garputala yang menempel di tangki dilepas, Anda pasti menebaknya moge; terlebih ketika melirik ke bagian kaki-kaki.

Seperti pemakaian velg, itu diambil dari Kawasaki ZX750. Namun, lengan ayunnya (swing arm) yang asli masih dipertahankan Budi. Ia meng-custom ulang agar serasi dengan velg lebar 5,5 inci itu. Caranya, lengan ayun dibentuk lebih mengangkang agar ban profil 180/60 bisa menggelinding mulus.

Selain swing-arm, peredam kejut monoshock juga dipertahankan, kecuali dudukan dibikin ulang. Pertimbangannya, peredam itu dinilai cukup kuat menopang bodi yang sekarang lebih berat lantaran sudah di-custom dengan pelat galvanis.

Untuk bodi, Budi tadinya sempat terpikir ingin meniru full Suzuki GSX, tetapi kurang menarik dan banyak penyesuaian. “Hanya desain fairing yang sedikit mengambil ide GSX,” tegas Budi.

Untuk lampu depan pun bukan GSX asli, tapi berupa variasi. “Yang penting, tampilan Scorpio sudah berubah drastis,” bangganya. Kemudian, penutup bodi itu oleh Budi diberi lubang-lubang, bukan sebagai pemanis, melainkan sebagai jalur udara agar dapur pacu tidak overheat, termasuk di depan mesin juga dibuat lubang angin yang ditutup kawat nyamuk.

Kemudian, perhatikan lampu-lampu. Untuk lampu rem, itu dicomot dari skubek. “Kami pilih stop lamp Vario. Cukup ambil bagian tengah lampu,” bocor Budi. Bentuknya didesain sedemikian rupa sehingga bisa nemplok di buritan.

Manisnya lagi, posisi ujung muffler yang model ganda berada di bawah lampu. Pas secara penempatan dan ukuran, serta tidak mengaburkan tampilan belakang secara keseluruhan.

Tuesday, February 24, 2009

Virus Streetfighter Serang Builders Purwokerto

Para builder dari Purwokerto lagi terserang virus streetfighter. Nih, tengok karya Mugi Eling dari West Jateng Style (WJS) dengan Suzuki Thunder 2007 dan Wanto berbendera Billy Custom (BC) melalui Honda Mega Pro 2007. Menariknya, konsep kedua modifikator agak berbeda.

Honda Mega Pro

Wanto banyak menggunakan bahan pelat besi 0,8 mm lantaran di tempat tinggalnya di Karang Lewas banyak kerajinan bambu, pelat, dan besi. Ia mengaku agak repot mengandalkan pelat untuk bodi karena dituntut ketelitian. Meleset sedikit saja bisa merusak patokan awal. Namun, pertimbangan Wanto pilih pelat besi lebih murah dari fiberglass.

Siapa sangka keterampilan tangan builder bernama lengkap Suswanto ini bikin motor milik Kuswandi dari Karawang begitu rapi, simpel, tapi penuh estetika. "Hanya butuh kerja keras saat menyambung antarpelat. Harus sabar kala mengampelas biar benar-benar rapi," kiatnya.

Untuk mengubah bentuk, ia mengaku tidak terpaku pada satu konsep. Hanya melihat motor konsep melalui internet dan majalah, lalu dikombinasi taste-nya. Kreasi Wanto yang punya peran besar adalah sayap pada tangki. Bukan sekadar pemanis, "Fungsinya sebagai corong pengalir udara ke mesin agar tetap adem," urai pria yang buka gerai di Jl Kertawibawa, Karang Lewas, Purwokerto, Jawa Tengah, ini.

Acungan jempol patut diberikan dalam sisi pengetokan dan detailnya. Seperti bagian corong dikasih kawat nyamuk yang ukuran lubangnya lebih besar. Trus, unsur variasi sebagian besar handmade dan memanfaatkan dari motor harian yang ada.

Di antaranya lengan ayun (swing arm) custom bergaya pisang (banana). Bermodalkan pelat 4mm, garapannya tampak menarik. Sayang, pemakaian ban depan kurang besar dan tidak seimbang dengan dimensi cakramnya. "Kaki-kaki belum digarap semua, termasuk depan, tapi keburu diambil yang punya," bela Wanto.

Suzuki Thunder

Perhatikan aliran streetfighter garapan Mugi Eling pada Suzuki Thunder milik Hendra Sakti dari Cilacap, Jawa Tengah. Bahannya mengandalkan fiberglass untuk bodi yang menonjolkan aksen siku dan penuh sudut itu.

Kontur sudut itu, menurut Mugi, membentuk bidang yang ditangkap secara visual oleh mata. Tak heran, dari depan bisa dilihat shroud yang bergaya runcing dan panjang hingga menutupi seluruh mesin. "Desain panjang ini juga jadi acuan modif 2009, cenderung punya bentuk besar di depan dan kecil di belakang," ungkap U'i—sapaan akrab Mugi.

Selain pada sayap di tangki, perbedaan lain streetfighter dari Mugi sama punya Wanto tampak pada kaki-kaki belakang. Model lengan ayun ditambah besi kotak 4 mm sebagai pemanis membuat tampilan lebih kekar.

Ciamik! Yamaha Mio Bergaya Balap

Yamaha Mio berubah kelamin, sudah itu, tampilannya sporty yang paling natural. Itu yang susah, dan menjadi nilai lebih buat Antonius Chandra yang memodifikasi skubek berlambang garputala ini. Bayangkan, kerangka sudah dipotong oleh bos Ton’s Chrome itu. Namun, dimensinya masih mengikuti aslinya.

Diakui oleh Antonius, rangka belakang yang dipotongnya mulai dari pegangan mesin. Sebagai gantinya, bagian itu dibuat dari pipa bulat sepanjang 60 cm. Perubahan ini tak lain untuk mendapatkan efek nungging yang menjadi ciri khas motor sport.

Selain buritan nungging, kerangka deltabox yang menjadi ciri khas motor sport tidak diabaikan Antonius. Meski di sini bikinannya bukan sebagai sasis, “Sekadar variasi untuk menahan tangki sekalian sebagai bracket footstep,” tegas Antonius.

Penutup bodi (fairing) dibuat sederhana tanpa banyak lekukan aneh. Ini disengaja dilakukan karena mengacu pada motor balap. Namun, pengerjaannya tetap mempertimbangkan hambatan angin.

Untuk bagian depan, agar sesuai tema, Antonius tidak mau ceroboh; terutama dalam pemakaian lampu karena, kalau salah pilih, bisa berantakan. Akhirnya, “Gue enggak mau gambling, makanya comot aja punya Honda CBR R150, kan sudah pasti sporty,” bilang Anton.

Di bagian buntut, model balap yang udah kental diperkuat lagi dengan bentuk knalpot. Model undertail sepasang, kata pria yang terobsesi meng-custom Harley-Davidson ini, sengaja dilapis krom agar tampak clean.

Harmonisasi bagian belakang kian kuat dengan adanya pemakaian lampu rem Suzuki Shogun. Walau kecil, lanjut Anton, itu fungsional dan bikin asyik tampilan.

Monday, February 23, 2009

Mission One, Motor Listrik Tercepat di Dunia

Teknologi sepeda motor murni listrik sebagai sumber energinya makin berkembang. Hasilnya, performa motor jenis ini makin hebat dan bisa menyamai versi balap yang menggunakan mesin bensin. Itulah yang dilakukan Mission Motors, sebuah perusahaan kecil dari San Francisco, California, dengan menghadirkan sportbike listrik, Mission One.


Kendati belum diproduksi, perusahaan tersebut langsung mengklaimnya sebagai sepeda motor listrik tercepat di dunia. Kemampuan yang dibanggakan, ia bisa dikebut mencapai kecepatan 240 km/jam. Kehebatan lainnya, motor listrik yang digunakan sebagai penggerak sepeda motor tersebut menghasilkan torsi 13,8 kgf-m pada nol rpm.

Kemampuan Mission One yang terakhir dipastikan tidak akan bisa ditandingi sepeda motor yang mengandalkan mesin bensin. Padahal, dengan torsi besar yang bisa diperoleh saat motor mulai dijalankan atau begitu grip gas diputar, ia dipastikan langsung ‘ngacir’.

Tanpa Kopling
Dengan menggunakan motor listrik, prosedur pengoperasian sepeda motor ini jadi lebih sederhana. Sepeda motor ini tidak perlu lagi dilengkapi dengan kopling. Meski tetap dilengkapi dengan transmisi, ia hanya punya satu percepatan. Alhasil, pengendaranya tak perlu ribet ganti-ganti gigi ketika masuk dan keluar dari tikungan. Ingin pelan, cukup dengan mengendorkan grip gas, dan bila tancap lagi, grip gas ditarik lagi. Itulah kehebatan lain dari sportbike listrik ini.

Fitur lain yang dibanggakan dan dijadikan simbol motor masa depan adalah zero emission plus penampilannya yang dinilai akan menjadi ikon baru. Dengan ciri khasnya, sportbike listrik ini penampilannya jauh lebih ‘bersih’ dibandingkan motor konvensional bermesin bensin.

Tak kalah menarik, terutama bagi mereka yang berkecimpung di bidang TI (teknologi informasi), Mission One boleh juga sebagai wahana baru untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya. Pasalnya, motor ini dilengkapi dengan sistem akuisisi data dan bisa dihubungkan ke laptop tanpa menggunakan kabel.

Dengan cara demikian, tingkah laku motor selama dikebut bisa diketahui langsung dan diunduh (download) langsung ke komputer. Lantas bila ingin mengutak-atiknya agar sesuai dengan gaya mengendara pemiliknya, kita tidak perlu lagi mengandalkan kunci inggris dan obeng. Cukup dengan menggunakan laptop. Sip kan! Fitur-fitur tersebutlah yang sangat dibanggakan Mission Motors pada produk perdananya ini.

Tanpa Deru
Pertama kali melihat motor ini, kesannya adalah culun atau terlalu bersih. Bodi terbungkus rapi tanpa tonjolan. Di samping dan belakangnya, tidak ada knalpot yang mencuat. Dan itulah kehebatan dari motor listrik ini. Sumber energi, penggerak, dan transmisi bisa disatukan dan dikemas dengan rapi. Tak perlu pendinginan seperti mesin yang digunakan sepeda motor umumnya saat ini.

Ciri khas lain, motor ini tidak menimbulkan suara berisik meski dikebut habis. Bagi mereka yang terbiasa dengan motor balap atau Harley, kondisi ini tentu saja jadi janggal. Tidak ada ‘greng’-nya yang justru dijadikan ciri dan dibanggakan. Persisnya, Mission One melaju tanpa deru!

Lebih mantap lagi, menurut Mission Motors, dengan mengandalkan motor listrik, cara dan biaya perawatan lebih gampang dan murah. Pasalnya, motor ini tidak memerlukan penggantian oli, busi, setel klep, dan seterusnya.

Karena sportbike listrik belum begitu populer, Mission Motors berusaha menarik minat para bikers dengan mengadopsi rekayasa dan penampilan motor balap pada Mission One. Hal tersebut terlihat pada suspensi belakang yang monoshock. Bahkan, peredam kejut, baik depan maupun belakang, dipilihkan Ohlins yang umumnya digunakan pada motor-motor balap. Bahkan komponen pun pakai buatan Brembo.

Dengan produksi terbatas, teknologi yang masih baru, plus menggunakan komponen yang kualitasnya terjamin seperti yang disebutkan di atas, mengakibatkan harga motor ini jadi sangat mahal. Ketika diperkenalkan, Mission Motors menawarkan harga 68.995 dollas AS per unit atau sama dengan Rp 815.865.875. Kalau sudah begini, hanya kalangan terentu yang mampu membelinya. Karena itu pula, versi perdana diproduksi terbatas 50 unit saja. Bagi mereka yang menginginkannya, unit pun diterima tahun depan.

Regenerative Braking
Sebagai sumber penggerak, digunakan motor listrik linear arus bolak-balik (AC) 3-fase. Tidak disebutkan kemampuan motor dalam menghasilkan tenaga.

Kinerja baterai lithium-ion, sekali isi dapat digunakan untuk menempuh jarak 240 km. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisinya sampai penuh tergantung pada tegangan. Bila tegangan 220 volt, waktu pengisian 2,5 jam; dan 8 jam untuk 110 volt.

Fitur lain yang ditawarkan adalah regenerative braking. Teknologi ini mengubah energi kinetik akibat motor direm menjadi listrik, kemudian disimpan di baterai. Dengan demikian, efisiensi konversi energi benar-benar efisien.

Suzuki Spin Pakai Undur-Undur Unik

Penggarapan Suzuki Spin 125 2007 milik Agus Mardiyanto dari Cipinang, Jakarta Timur, yang disulap jadi low rider sangat rapi. Meski tampilannya tidak terlalu ekstrem, tetapi, diakui Wahidin selaku modifikator, sangat sulit mengingat konstruksi engine mounting dan lengan ayun (swing arm) agak lain dengan skubek Yamaha Mio atau Honda Vario.

Bagi Wahidin, tak ada kata menyerah dalam memodifikasi motor; termasuk pada Suzuki Spin, sekalipun pegangan mesin berbentuk huruf U. Keraguan juragan Anggrek Motor ini adalah, jika memakai undur-undur, lazimnya akan melintir.

Solusinya, komponen itu dirancang sendiri. Antara batang yang di kanan dan yang di kiri, jelas Wahidin, disambungkan dengan pelat yang tebalnya 4 mm dan panjangnya sampai 15 cm. Setelah dijajal, barulah itu dirasa aman dan layak jalan.

Ternyata, persoalan belum beres. Wahidin harus berpikir untuk posisi shockbreaker. Masalahnya, ia enggak mau merusak banyak bagian belakang sehingga, jika ingin dibikin standar lagi, enggak repot. Alhasil, dibuatkan beberapa dudukan baru seperti untuk pegangan atas dengan menggunakan pipa 3/4 inci yang disambungkan atau ditembus ke sasis kemudian diikat pakai baut 12.

Adapun untuk pegangan bawah, "Bracket dipasang di atas mesin atau persis di atas kipas," papar Wahidin. Materialnya berupa pelat 4 mm dan shockbreaker-nya dipilih dari Yamaha Jupiter MX karena dimensi dan tingkat kekerasannya sesuai. Wahidin mengingatkan, jangan pakai shockbreaker yang keras lantaran roda belakang sudah berubah dan menahan beban yang sangat berat.

Yang patut diacungi jempol dari karya Wahidin, jika dilihat dari samping, wujud knalpot tak tampak. Bagian itu sengaja disembunyikan dengan tujuan lebih pada estetika dan kenyamanan. Jika diletakkan di samping, katanya, itu akan mengaburkan kesan ekstrem velg. Model undertail pasti mentok ke bodi karena keduanya sudah dicoba.

Keunikan lainnya, perhatikan lampu utama. Rancangannya mirip paruh burung elang yang ujung lancip bagian bawahnya simeteris dengan sepatbor. Awalnya, dengan memakai head lamp Suzuki Skywave, modelnya dibikin belo. Namun, ada kekeliruan dalam desain bodi, bikin lampunya jadi sipit, deh.

Sunday, February 22, 2009

Absolute Revo 110: Penampilan Atraktif, Harga Kompetitif

PT Astra Honda Motor (AHM), produsen sepeda motor nomor satu di Indonesia, makin agresif melakukan penetrasi pasar. Bahkan dalam situasi dan kondisi ekonomi seperti sekarang, Honda meluncurkan produk terbarunya, yaitu motor bebek Absolute Revo 110. Motor baru ini sekaligus sebagai pengganti Fit X dan Revo bermesin 100 cc.

Dengan penampilan yang atraktif dan mesin yang sudah dikenal irit, Absolute Revo akan menjadi saingan utama Yamaha Vega ZR yang diluncurkan awal Desember lalu. Keduanya menggunakan mesin berkapasitas 110 cc.

Untuk harga, Honda lebih kompetitif. Absolute Revo dengan velg jari-jari ditawarkan seharga Rp 11,6 juta, sedangkan Vega ZR Rp 11,8 juta. Varian lainnya adalah velg casting wheel dengan bodi dua warna, Rp 12,9 juta; dan velg casting wheel DX dengan bodi tiga warna, Rp 13,5 juta. Ini kejutan bagi konsumen motor di Indonesia karena biasanya Honda selalu mematok harga lebih tinggi.

Penampilan. Absolute Revo sebenarnya bisa dikatakan kembaran Blade dengan target berbeda. Blade ditargetkan buat anak muda yang mengutamakan penampilan yang lebih gaya dan sporty, sedangkan Absolute Revo ditargetkan bagi semua kalangan dengan pertimbangan harga yang lebih terjangkau, tetapi tetap bisa tampil gaya. Karena itu pula, desain Absolute Revo berbeda dengan Blade.

Honda menyebut konsep Absolute Revo dengan “Smart Styling”, “Smart Performance”, dan “Smart Convenient”. Bagian bebek yang dirancang secara khusus dan menjadi ciri khas Absolute Revo adalah lampu depan, sayap samping (leg shield), panel instrumen, panel saklar kontrol, kunci kontak, grip atau pegangan belakang, lampu kombinasi belakang, dan knalpot.

Desain lampu depan meski sama dengan Blade, yaitu model mahkota, pada Absolute Revo ukurannya lebih kecil dan dipasang pada bagian atas setang. Dengan ini, sorotan lampu mengikuti gerakan setang. Pada Blade, lampu depan dipasang pada tutup rangka depan. Lampu utama, termasuk lampu senja, disatukan dengan sein yang menggunakan mika atau tutup putih dan bola lampu kuning. Tipe lampu depan adalah multireflektor yang menghasilkan cahaya lebih terang.

Panel instrumen juga didesain dengan bentuk berbeda. Untuk ini, Honda menggunakan desain segi lima. Angka-angka dibuat dalam ukuran besar dan mudah dilihat saat motor lagi dipacu. Instrumen terdiri dari dua bagian. Bagian dalam, speedometer, indikator bensin dan odometer. Adapun bagian luar terdapat indikator posisi gigi dan lampu.

Konsep baru dan khusus Absolute Revo adalah penempatan saklar pada setang. Gerakan dari saklar tidak vertikal atau turun naik, tetapi horizontal, ke kanan dan kiri. Bahkan, untuk klakson berada di atas saklar lampu sein.

Kunci kontak menggunakan model yang banyak digunakan motor-motor masa kini. Dilengkapi dengan penutup yang bekerja secara otomatis. Untuk memudahkan melihat posisi kunci kontak di malam hari, permukaan tulisan pada kunci kontak, seperti ON, OFF , Ignition, Lock, dan Shut diberi lapisan fosfor.

Masih di bagian depan, sayap samping dirancang dengan format 3D. Kendati ukurannya agak praktis, tetapi tetap memberi kesan gagah dan bersih terhadap penampilan motor.

Grip atau pegangan belakang dirancang dengan bentuk motor-motor masa kini dan dibuat dari besi. Meski begitu, agar nyaman dipegang, grip dilapisi dengan PVC kenyal, seperti karet dan bertekstur.

Dari semua bagian yang tak kalah menarik dan membuat penampilan Absolute gagah adalah knalpot berbentuk oval dengan bagian tengah dicat hitam. Tatakan kaki buat boncengan bagian utamanya dipasangkan langsung ke rangka atau tidak berada pada lengan ayun. Dengan cara ini, getaran pada kaki boncengan bisa dikurangi.

Tambahan lain adalah pelindung panas mesin di sisi sebelah kanan, pelindung khusus shock absorber belakang atau tidak mudah kena debu serta aki MF atau kering. Juga ada stopper yang mencegah rantai lepas dari sproket bila kendor.

Mesin. Untuk mesin sama dengan Blade. Kendati kapasitas mesin Absolute Revo lebih besar dibandingkan Revo lama, menurut Honda, konsumsi bahan bakarnya lebih irit 5 persen. Adapun tenaganya bertambah 16 persen.

Kemampuan tersebut bisa diperoleh karena adanya pengembangan pada mesin, antara lain teknologi EFT (efficient & low friction technology), antara lain dengan membuat dinding piston tidak seluruhnya rata, tetapi diberi tekstur. Tujuannya supaya gesekan lebih rendah. Di samping itu, titik pusat pemasangan piston offset terhadap dinding silinder. Dengan cara ini, efek tamparan terhadap dinding silinder bisa dikurangi. Daya tahan lebih lama dan gesekan bisa dikurangi.

Tambahan lain, untuk mengurangi gesekan pada mekanisme poros kem, Honda menggunakan mekanisme roller rocker arm atau pelatuk katup yang bekerja seperti roda. Teknologi lainnya masih biasa, antara lain pasokan bahan bakar, karburator, dan pengapian DC-CDI.

Honda mengklaim, konsumsi bahan bakar 54,8 km/liter, sedangkan akselerasi dari diam sampai jarak 200 meter, waktunya 13,06 detik dengan kecepatan tertinggi 92,8 km/jam. Semua membuat Absolute Revo unggul dari kompetitornya sesama bebek bermesin 110 cc.

Spesifikasi
Dimensi (mm)
Panjang
1.925
Lebar
709
Tinggi
1.084
Jarak sumbu roda
1.221
Jarak terendah ke tanah
147
Mesin
Tipe
4-langkah, SOHC, 1 silinder,
pendingin udara
Kapasitas
109,1 cc
Diameter x langkah
50 x 55,6 mm
Perbandingan kompresi
9 : 1
Tenaga maksimum
8,46PS @7.500 rpm
Torsi maksimum
0,86 kgm @5.500 rpm

Saturday, February 21, 2009

Yamaha Mio Berbodi Skuter Perancis

Tampang skubek di Eropa seperti apa sih? Geba Leisure Parts (GLP) coba mengapresiasikannya lewat Yamaha Mio, milik seorang pengusaha asal Lamongan, Jawa Timur. "Konsepnya mengarah ke Eropa style karena di sana banyak matik buat cowok," ungkap Gerie Nur Mayurie, pimpinan rumah modifikasi GLP di Bandung, Jawa Barat.

Nyata sekali hasil dari garapan GLP ini. Beberapa detail diambil dari Peugeot Ludix, skuter yang populer di Perancis. Seperti model head lamp, kemudian bodi samping Mio yang slim dibikin lebih gendut. Menurut Ardhi Kupret, jagoan desain dari GLP, desain itu supaya Mio ini gagah dan enggak cewek banget.

Sektor seputar bodi samping tampak digarap serius. Contohnya cover kipas magnet ikut dibikin gambot. Untuk penyesuaian hasil pemelaran bodi, bagian buritan diperpendek, membuat skubek berlambang garpu tala ini lebih semok.

Tampilan bodi samping jadi lebih manis setelah dikasih semacam lis berupa pipa krom. Ini merupakan inovasi. "Kalau motor laki kan terlihat keren dengan deltabox. Nah, ini semacam rangka tipuan," senyum Gerie sambil membahas frame palsunya yang menggunakan pipa 1 1/2 inci dengan panjang 140 cm.

Cara pemasangannya tidak sulit. Lis diikat dengan baut ke rangka asli. Hal ini untuk mempermudah bongkar pasang.

Untuk memperkuat tampilan gaya Eropa, bagian lain ikut disentuh. Seperti setang, di sini Gerie mencomot dari Yamaha X1R, meski harus di-custom lantaran kurang pas sama bodi dan posisi pengendara. Caranya, menambahkan aluminium setinggi 8 cm pada bagian tengah setang.

Pemakaian kelir ikut menentukan. Di sini, GLP sengaja memakai cat doff dari Spies Hecker. Kalau terlalu kinclong, kata Gerie, terkesannya girly banget. Jadi, sebelum dilabur dengan cat candy red, bodi terlebih dulu dicat silver. Untuk membentuk tampilan kelir doff, dipakai pernis tipe khusus yang bisa menimbulkan efek tersebut.

"Secara efek, motor menjadi lebih serem. Kelemahannya kala hujan atau kena air, bodi tampak belang antara yang basah dan enggak," aku Gerie.

Friday, February 20, 2009

Honda Tiger Berubah Wajah Jadi Streetfighter R6

Setelah setahun vakum, Rexindo Auto Custom (RAC) muncul kembali di belantika modifikasi sepeda motor. Rumah modifikasi dari Yogyakarta ini menunjukkan karyanya melalui Honda Tiger milik Arfan dari Brebes (Jateng) yang diubah menjadi model streetfighter ala Yamaha R6.


Di sini penggawang RAC Rizal ingin mempertontonkan kesempurnaan detail dan finishing. Namun, ciri khas RAC yang telah dikenal banyak orang, pemakaian barang custom, menurut Rizal yang sarjana Teknik Mesin ini tetap dipertahankan.

Selama ini, setiap memodifikasi RAC, ia acap menggunakan pelat galvanis. Pada Honda Tiger ini pun, kata Rizal, masih kentara, seperti pada tangki, lengan ayun (swing arm), sepatbor, dan fairing.

Untuk lengan ayun memang memakai besi pelat sebagai bahan utama dan diperkokoh lagi dengan balutan pelat galvanis. Untuk rumah lampu depan dan belakang dibikin dari bahan fiberglass. Namun, khusus yang belakang, bahannya khusus, yakni fiber cair merah.

"Dengan bahan cairan ini akan mudah mencetak sesuai yang diinginkan. Selain itu, juga aman bagi kesehatan dibandingkan dengan fiber biasa," jelas pemodifikasi yang beralamat di Jl Wahid Hashim No 212, Depok, Sleman, Yogyakarta ini.

Lampu sein dicomot dari Honda Supra X 125. Rizal sengaja menggunakan produk lokal agar, jika pecah, mudah menggantikannya. Tampilan motor tambah gahar dengan pemakaian knalpot Yoshimura dipadu rem cakram ganda di depan, menguatkan kesan streetfighter sejati.

Wednesday, February 4, 2009

Bajaj Pulsar 200 DTSi Teririt di Dunia

Wow! Dengan 1 liter bensin Bajaj Pulsar 200 DTSi bisa menempuh sejauh 266 km. Barangkali motor dari India ini boleh diklaim sebagai yang teririt di dunia. Dikatakan oleh si pemiliknya Hendry Martin ST bahwa setiap bulan hanya diisi 5 liter bensin.

Setiap hari rute motor jenis sport itu dari rumah ke kantor berjarak 26 km. Belum lagi kata Martin dibawa keliling rumah. Penasarankan, kok bisa seirit itu? Bebek maupun skubek aja enggak ada bisa menempuh di atas 100 km untuk 1 liter.

Saking penasarannya, tim Motor Plus pun menjajalnya, meski harus dua kali lantaran yang pertama ada kebocoran pada peralatan. Baru uji kedua dengan menempuh 16 km menghabiskan bensin 60 ml. Jadi, kalau 1 liter (1.000 ml) bisa merayap sejauh 266 km. Padahal, standarnya Pulsar DTSi untuk 1 liter hanya mencapai 40 km.

Generator hydrogen
Martin bisa bikin motornya superirit hanya bermodalkan sekitar Rp1,5 juta. Biaya itu untuk membeli berbagai peranti penghemat seperti Xado Revitalisasi, DC Booster, CDI stabilizer, Xtreme Fire booster dan Generator Hydrogen. Dari semua peranti itu, generator hydrogen memberi pengaruh paling besar dan harga alatnya Rp 375 sudah termasuk ongkas pasang.

Keiritannya bisa mencapai 47,5 persen. Alat ini yang memproduksi air menjadi bahan bakar karena, kata martin generator memiliki elemen atau sel yang beresonansi setelah diberi arus listrik. “Akibat resonansi tadi, gas hidrogen dan oksigen yang ada di air keluar dan kemudian disalurkan ke karburator sehingga terjadi ledakan,” bilang warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan ini.

Sistem penyaluran gas (hidrogen dan oksigen) melalui slang ke intake manifold yang di depan karburator. Karena itulah, bensin yang dikonsumsi jadi sangat sedikit sekali. Sebab, energi pembakaran diraih dari oksigen dan hidrogen tambahan tadi.

Untuk mengisi air bisa dari air mineral dan volume tabung sekitar 300 ml. Jumlahnya tdak akan berkurang, hanya keruh dan martin menggantinya setiap tiga hari sekali.

Selain itu, Martin memakai Xado Revitalisasi, Turbo dan Anti Carbon. Semacam cairan yang dicampur ke dalam oli mesin. Tujuannya, untuk mengembalikan kondisi jeroan mesin seperti baru. “Kompresi atau kualitas dalaman mesin setelah masa pakai tidak akan mempengaruhi performa,” tegas pria yang kerja di Telkomsel.

Dengan kondisi mesin seperti baru, berarti gas tak perelu dibejek. Ujung-ujungnya sedikit bensin yang terbakar. Dan pemakaian cairan ini diyakini Martin memberi kontribusi sekitar 5 persen.

Dari bahan bakar, Martin coba mencegat pada sistem kelistrikan. Di sektor ini, ia menggunakan DC Booster yang dipasang paralel ke aki. Diestimasikannya memberi keuntungan sampai 15 persen. “Dengan begitu, pembakaran jadi lebih sempurna,”yakin pria asal Padang, Sumatera Barat.

Masih di kelistrikan, untuk menjaga kestabilan tegangan input CDI, supaya bekerja optimal, ditambah dengan stabilizer yang dipasang antara aki dan CDI. Alat ini menyumbang peran sekitar 10 persen.

Terakhir, Xtreme Fire Booster yang ditempatkan antara koil dan busi. Fungsinya memperkuat energi pengapian. Peran dalam pengiritannya dinilai Martin bisa sampai 20 persen.

Penasaran, silakan pasang!

Komponen Substitusi untuk Bajaj Pulsar

Beli motor Bajaj Pulsar, baik tipe 180 DTSi maupun 200 DTSi, enggak usah pusing mikirin suku cadang (spare part). Dari bentuknya yang mirip model sport dari Honda, ternyata beberapa komponen bisa dipakai. "Memang, beberapa bagian sudah dicoba di Pulsar dan cocok. Bahkan ada yang memberi efek positif karena performa motor malah menjadi baik," bilang Amurullah, Supervisor Teknik Fontana Perkasa Motor, dealer Bajaj di Jakarta Barat.

Malah di luar komponen Honda, ada juga dari merek lain bisa diaplikasikan. Inilah komponen tersebut.

Kampas rem belakang
Kalau sudah habis dan suku cadang asli belum tersedia, bisa dijejali punya Honda Vario.

Gir set
Bisa pakai Honda GL Pro buat jaga-jaga kalau stok Pulsar kosong. Tidak punya pengaruh apa-apa.

Seal master rem
Seandainya ada masalah pada master rem, terutama menyangkut sealnya, bisa dipakai di luar produk Honda, yakni Yamaha Force 1. Bentuk dan desainnya setali tiga uang.

Karburator
Komponen ini sangat memengaruhi performa. Para komunitas Pulsarian sudah meraciknya, "Tarikan lebih sip. Mungkin karena ukuran karburatornya juga lebih besar," papar dr Ahwan, pengguna Pulsar di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Caranya, cukup mengganti main-jet dengan punya Yamaha Scorpio. "Kita yang sudah pakai tarikan lebih berisi," tegas Amri lagi.

Pelat dan per kopling
Selain jeroan karburator, dari Yamaha Scorpio bisa diaplikasi pelat kopling. terbukti, seperti diakui Amri, akselerasi jauh lebih bagus setelah mengganti punya Scorpio. Hanya, disarankan ketika penggantian pelat kopling juga dibarengi dengan per. Untuk komponen satu ini, ia menganjurkan punya Suzuki Satria F-150.

Batang pengungkit As Stut
Menghindari dari tangan cepat pegal menahan tuas kopling saat kemacetan, ada baiknya coba ganti batang pengungkit as stut kopling dengan punya Yamaha Force 1. Dijamin jemari tangan bakal lebih nyaman.

Honda Tiger Berlengan Ayun Hexagonal

Perhatikan deh, setiap memodifikasi motor jenis sport, lengan ayun (swing arm) hampir tak pernah lewat kena sentuhan builder-nya. Umumnya diganti dengan limbah moge, kalau enggak custom.

Tapi Jackie Obelix dari rumah modifikasi Obelix Extreme Motorcycle (OEM) mencoba keluar dari kebiasaan dengan menggunakan metode baru untuk diterapkan pada Honda Tiger. "Selama ini pada pakai pipa tubular, kali ini coba dari pipa hexagonal," ujar Jackie.

Pemilihan konsep ini, selain terinspirasi komunitas Harley-Davidson di Amerika—bedanya kata Jackie di sana dijadikan rangka—juga ada pertimbangan lainnya. Dari segi tampilan tentu menjadi lebih menarik. "Selain itu, bentuk seperti ini diklaim lebih kuat," kata pria berwajah Timur Tengah ini.

Sayangnya, pipa hexagonal ini berat sekali lantaran aslinya merupakan pipa bersegi padat. Untuk meringankannya, oleh JQ—namanya kadang ditulis—dibubut yang menyisakan ketebalan pipa luar sekitar 5 mm.

Untuk pembuatan arm menghabiskan besi besar sepanjang 2,5 meter dan yang kecil 3 meter. Wajar cukup banyak lantaran proyek perdananya. "Jadi, masih trial and error," belanya.

Agar karyanya tampak sporty, pada ujung arm dibentuk meruncing yang terinspirasi dari Benelli. Efek dari bentuk lengan ayun ini berimbas sampai pada pemilihan lampu depan. Di sini tampak JQ jeli memerhatikan harmonisasi. "Semuanya kalau bisa mendukung tampilan bersegi tadi. Makanya ambil lampu Ninja (Kawasaki) yang agak kotak juga," papar pemilik workshop di Jl Condet Raya No 5A, Jakarta Timur.

Kecuali tangki yang masih membulat karena dicomot dari Cagiva Planet, tetapi masih tetap harmonis. Sadel pun diubah menjadi model sport yang dilihat dari samping agak bersegi. Kendati begitu, buritannya mengikuti tren lancip.

Absolute Revo 110: Penampilan Atraktif, Harga Kompetitif

PT Astra Honda Motor (AHM), produsen sepeda motor nomor satu di Indonesia, makin agresif melakukan penetrasi pasar. Bahkan dalam situasi dan kondisi ekonomi seperti sekarang, Honda meluncurkan produk terbarunya, yaitu motor bebek Absolute Revo 110. Motor baru ini sekaligus sebagai pengganti Fit X dan Revo bermesin 100 cc.

Dengan penampilan yang atraktif dan mesin yang sudah dikenal irit, Absolute Revo akan menjadi saingan utama Yamaha Vega ZR yang diluncurkan awal Desember lalu. Keduanya menggunakan mesin berkapasitas 110 cc.

Untuk harga, Honda lebih kompetitif. Absolute Revo dengan velg jari-jari ditawarkan seharga Rp 11,6 juta, sedangkan Vega ZR Rp 11,8 juta. Varian lainnya adalah velg casting wheel dengan bodi dua warna, Rp 12,9 juta; dan velg casting wheel DX dengan bodi tiga warna, Rp 13,5 juta. Ini kejutan bagi konsumen motor di Indonesia karena biasanya Honda selalu mematok harga lebih tinggi.

Penampilan. Absolute Revo sebenarnya bisa dikatakan kembaran Blade dengan target berbeda. Blade ditargetkan buat anak muda yang mengutamakan penampilan yang lebih gaya dan sporty, sedangkan Absolute Revo ditargetkan bagi semua kalangan dengan pertimbangan harga yang lebih terjangkau, tetapi tetap bisa tampil gaya. Karena itu pula, desain Absolute Revo berbeda dengan Blade.

Honda menyebut konsep Absolute Revo dengan “Smart Styling”, “Smart Performance”, dan “Smart Convenient”. Bagian bebek yang dirancang secara khusus dan menjadi ciri khas Absolute Revo adalah lampu depan, sayap samping (leg shield), panel instrumen, panel saklar kontrol, kunci kontak, grip atau pegangan belakang, lampu kombinasi belakang, dan knalpot.

Desain lampu depan meski sama dengan Blade, yaitu model mahkota, pada Absolute Revo ukurannya lebih kecil dan dipasang pada bagian atas setang. Dengan ini, sorotan lampu mengikuti gerakan setang. Pada Blade, lampu depan dipasang pada tutup rangka depan. Lampu utama, termasuk lampu senja, disatukan dengan sein yang menggunakan mika atau tutup putih dan bola lampu kuning. Tipe lampu depan adalah multireflektor yang menghasilkan cahaya lebih terang.

Panel instrumen juga didesain dengan bentuk berbeda. Untuk ini, Honda menggunakan desain segi lima. Angka-angka dibuat dalam ukuran besar dan mudah dilihat saat motor lagi dipacu. Instrumen terdiri dari dua bagian. Bagian dalam, speedometer, indikator bensin dan odometer. Adapun bagian luar terdapat indikator posisi gigi dan lampu.

Konsep baru dan khusus Absolute Revo adalah penempatan saklar pada setang. Gerakan dari saklar tidak vertikal atau turun naik, tetapi horizontal, ke kanan dan kiri. Bahkan, untuk klakson berada di atas saklar lampu sein.

Kunci kontak menggunakan model yang banyak digunakan motor-motor masa kini. Dilengkapi dengan penutup yang bekerja secara otomatis. Untuk memudahkan melihat posisi kunci kontak di malam hari, permukaan tulisan pada kunci kontak, seperti ON, OFF , Ignition, Lock, dan Shut diberi lapisan fosfor.

Masih di bagian depan, sayap samping dirancang dengan format 3D. Kendati ukurannya agak praktis, tetapi tetap memberi kesan gagah dan bersih terhadap penampilan motor.

Grip atau pegangan belakang dirancang dengan bentuk motor-motor masa kini dan dibuat dari besi. Meski begitu, agar nyaman dipegang, grip dilapisi dengan PVC kenyal, seperti karet dan bertekstur.

Dari semua bagian yang tak kalah menarik dan membuat penampilan Absolute gagah adalah knalpot berbentuk oval dengan bagian tengah dicat hitam. Tatakan kaki buat boncengan bagian utamanya dipasangkan langsung ke rangka atau tidak berada pada lengan ayun. Dengan cara ini, getaran pada kaki boncengan bisa dikurangi.

Tambahan lain adalah pelindung panas mesin di sisi sebelah kanan, pelindung khusus shock absorber belakang atau tidak mudah kena debu serta aki MF atau kering. Juga ada stopper yang mencegah rantai lepas dari sproket bila kendor.

Mesin. Untuk mesin sama dengan Blade. Kendati kapasitas mesin Absolute Revo lebih besar dibandingkan Revo lama, menurut Honda, konsumsi bahan bakarnya lebih irit 5 persen. Adapun tenaganya bertambah 16 persen.

Kemampuan tersebut bisa diperoleh karena adanya pengembangan pada mesin, antara lain teknologi EFT (efficient & low friction technology), antara lain dengan membuat dinding piston tidak seluruhnya rata, tetapi diberi tekstur. Tujuannya supaya gesekan lebih rendah. Di samping itu, titik pusat pemasangan piston offset terhadap dinding silinder. Dengan cara ini, efek tamparan terhadap dinding silinder bisa dikurangi. Daya tahan lebih lama dan gesekan bisa dikurangi.

Tambahan lain, untuk mengurangi gesekan pada mekanisme poros kem, Honda menggunakan mekanisme roller rocker arm atau pelatuk katup yang bekerja seperti roda. Teknologi lainnya masih biasa, antara lain pasokan bahan bakar, karburator, dan pengapian DC-CDI.

Honda mengklaim, konsumsi bahan bakar 54,8 km/liter, sedangkan akselerasi dari diam sampai jarak 200 meter, waktunya 13,06 detik dengan kecepatan tertinggi 92,8 km/jam. Semua membuat Absolute Revo unggul dari kompetitornya sesama bebek bermesin 110 cc.

Spesifikasi
Dimensi (mm)
Panjang
1.925
Lebar
709
Tinggi
1.084
Jarak sumbu roda
1.221
Jarak terendah ke tanah
147
Mesin
Tipe
4-langkah, SOHC, 1 silinder,
pendingin udara
Kapasitas
109,1 cc
Diameter x langkah
50 x 55,6 mm
Perbandingan kompresi
9 : 1
Tenaga maksimum
8,46PS @7.500 rpm
Torsi maksimum
0,86 kgm @5.500 rpm

Ini Dia Modifikasi Honda Revo 110 Bikinan Produsen

Ketika memperkenalkan Honda Absolute Revo 110 CC di FX Sudirman, Jumat (29/1) PT Astra Honda Motor (AHM) selaku agen tunggal pemegang merek motor Honda tak cuma memajang beberapa unit dari tiga varian sebagai varian baru, yakni Spoke, Casting Wheel dan Deluxe Casting Wheel). Ada dua unit Alsolute Revo yang sudah dimodifikasi ikut dipajang, yakni Revo Sporty Hitech dan Revo Luxury VIP yang telah mengundang perhatian wartawan.

"Kedua Honda Absolute Revo 110 cc ini dipermak oleh tim Honda Research & Development South East Asia (HRS)," bilang Reza Goduan Parulian, selaku Styling Designer sekaligus supervisi dalam menggarap proyek yang menghabiskan waktu hampir 3 bulan.

Sebelum memoles motor, terlebih dulu dibuatkan gambar yang kata Reza butuh waktu sebulan. "Sedangkan proses penggarapan berlangsung sekitar lima minggu dan dari kedua motor itu masing-masing dikomandoi oleh satu orang," tegas Reza.

Untuk biaya modifnya, lanjut Reza, Revo Hitech menghabiskan sekitar Rp30 juta, sedang Luxury sekitar Rp20 juta. "Namun modifikasi ini sebagai referensi saja, makanya bentuk asli motor masih kuat," papar Reza.

Pantas bila Absolute Revo Sporty Hitech paling mewah. Tapi paling menarik dari modifikasi ini adalah desain knalpotnya. Baik yang Hitech maupun Luxury dirancang gaya moge. Modelnya tidak lagi panjang, tapi pendek dan desainnya trapesium, bukannya bulat atau lonjong.

Paling mewah dari kedua model ini yang Sporty. Kedua pelek yang superlebar bikinan sendiri, termasuk desain jari-jarinya. Kesan sebagai motor bertenaga kencang dipancarkan lewat penghenti laju, baik depan maupun belakang sudah menganut sistem rem cakram. Kemudian suspensi standar diubah modelnya menjadi monosok.

Tak cuma itu, lengan ayun standar dikasih kondom (dibungkus) model ganda membuat tampilan bebek tambah kekar. Lalu, bagian tertentu dari bodi dibikin motif kevlar seperti bagian tengah motor, sepatbor belakang dan sebagian sepatbor depan, bagian dalam sayap, batok lampu dan pegangan (bagian belakang jok). Trus, grip pada setang juga diganti dan dikasih ujungnya dikasih penyeimbang.

Pada bagian luar sayap dikasih dua lampu kecil, salah satunya berfungsi sebagai lampu sein. Sayangnya, footstep masih standar dan pijakan kaki buat pebomceng tidak ada. Termasuk juga pada model Luxury. Bisa dimaklumi, namanya juga modifikasi buat referensi.

Sementara pada model Luxury, sistem suspensi masih merujuk pada standar. Hanya sudut kemiringannya sudah diubah lebih ke depan dan memakai model gas. Selain knalpot yang pendek, hal menarik lainnya pijakan kaki buat pengendara dibikin lebar. Sepatbor belakang dirancang model motogp. Sangat pas dengan pelek palang enam.

Raga Suzuki Gladius Merasuk Macan

Idealisme bisa saja luntur manakala ingin menghasilkan suatu karya. Inilah yang ditunjukkan Topo Goedel Atmojo dari Tauco Custom (TC). Ia butuh setahun melakukan perenungan, selain merontokkan idealismenya, lebih utama menghasilkan karya yang cerdas.

Melalui tampilan Honda Tiger 2008 dari Jayapura inilah bukti jati dirinya sudah berubah. Modifikasi yang dilakoninya meniru model Suzuki Gladius dengan aksen kental membulat, yang baginya merupakan hal baru.

Ciri itu tampak mulai dari tangki bahan bakar sampai bodi belakang. Menurut Topo, mengetuk pelat membulat lebih susah, tetapi itulah tantangannya. Tak ada yang tersisa dari Gladius menempel pada Tiger.

Dimulai dari desain jok sampai pemasangan pipa layaknya deltabox di bawah tangki, tetapi beda fungsi. "Di sini hanya sekadar pemanis, sedangkan pada Gladius sebagai rangka utama," bilang Topo dari bengkelnya di Jl Kebagusan Raya No 99, Jakarta Selatan, yang mengaku menggunakan pipa ukuran 3/4 inci.

Perhatian utama difokuskan pada lampu depan juga bisa diaplikasi Topo. "Tapi ini hanya lampu variasi dari Thailand. Ini barang langka, tetapi saya punya stok tiga," bangga Topo.

Selain depan, lampu belakang dibuat sama persis. Di sini, Topo mencomot dari Bajaj XCD 125 yang menurut seniman para TC bentuknya sangat pas dan serasi dengan tema ubahan. Sayangnya, lampu belakang tanpa dilengkapi sein.