Monday, March 16, 2009

Honda Evo 6 Karya Anak Bangsa

Pada pameran sepeda motor di JCC, Desember tahun lalu, di stan Astra Honda Motor terpajang Honda Evo 6. Ternyata, motor jenis sport yang masih konsep itu telah merasuki pikiran Ivanggar Pambudi. Sampai-sampai, pria berdomisili di Jakarta ini sulit tidur.

Kebetulan, Ivan punya Honda Mega Pro. Maka, kendaraan tersebut dikirim ke rumah modifikasi Tauco Custom (TC) untuk diubah menjadi Evo 6. "Pusing gue, kalau mirip banget ama Evo 6 kan ribet dan pasti mahal. Pakai pro-arm segala," ujar Topo Goedhel Atmodjo dari TC yang pantang menolak tantangan.

Hasilnya, dengan mengadopsi komponen dari empat merek motor, Honda Mego Pro telah berubah wujud menjadi Evo 6. Ivan pun kini bisa tidur nyenyak.

Gemuk dan padat
Ciri khas dari Evo 6 terpancar dari tangki dan tutup mesin. Dua sektor ini bisa diakali Topo, terkecuali lengan ayun (swing-arm), desainnya murni karya TC. Untuk tangki bahan bakar, Topo bisa menciptakan mirip konsepnya yang tidak membulat, tetapi ramping.

"Di kanan kirinya ada lekukan sehingga bisa membuat kaki enak menjepit," cerita Ivan. Karya Topo paling nyeleneh di cover mesin bagian atas. Kalau aslinya membentuk pipa knalpot dari mesin enam silinder, Topo menirunya sebagai mesin silinder tunggal. "Pipanya terpotong dan hanya menempel. Sekilas mirip aslinya sih," bangga builder yang kini ikutan balap skubek.

Pemakaian atribut ini mengesankan motor tampak berat di depan. Hal itu pun disadari Topo. Makanya, ia membuat swing-arm yang besar. Selain itu, knalpot didesain untuk mendapatkan efek penyeimbang bodi depan dan belakang. "Meski pendek, tapi gemuk dan padat," bela Topo.

Lantaran tampilan bodi sudah berubah jadi lebih kekar dan adanya pemakaian bahan pelat dalam memodifikasi, tenaga standar di motor pasti keteter. Agar bisa tetap ngacir, solusinya melakukan bore-up.

Pada dapur pacu, Topo memasang piston Yamaha Scorpio yang berdiameter 70 mm. Penggantiannya ini membuat kapasitas mesin terdongkrak menjadi 222,3 cc. Untuk karburator dipakai yang model racing, yakni Keihin PE 28.

Karena motor konsep, tampilan harus terkesan modern, dan Topo ingin kesan itu ada di kreasinya. Makanya, seperti spidometer, dipakai yang berkesan up-to-date. Peranti digital ini tambah keren jika penempatannya pas dan lebih menarik.

Satu hal yang dibanggakan adalah penempatan kunci kontak yang beda dari biasanya. Mengenai velg yang berkelir hitam, untuk bagian belakang, dipakai punya Aprilia. Adapun disc brake dicomot dari Suzuki Satria F-150 dan setang dipilih dari merek Kawasaki Ninja.

No comments: