Friday, October 31, 2008

Bajaj Siap Luncurkan Motor Baru Pulsar 220 DTS Fi


Sebelum menutup tahun 2008, PT Bajaj Auto Indonesia (BAI) siap menggelontorkan produk terbarunya, Pulsar 220 DTS Fi dari India. Motor jenis sport itu berteknologi fuel injection dan menurut sumber terpercaya, launchingnya bisa akhir tahun atau memanfaatkan momentum Jakarta Motorcycle Show 2008, Desember nanti.

Sumber tadi memberi ancang-ancang harga sekitar Rp 26 juta. “Mahal memang, tapi sebanding denngan teknologi dan tampilan yang diberikan,” bilang si narsum tadi. Disebutkan juga, kalau tenaga motor itu 20PS (19,73 dk), cukup besar dan ini yang akan dieksplorasi.

Jika dilihat dari tampilan dan performa, Pulsar ini layak dinanti. Terutama, desain lampu depan patut menjadi sentral perhatian karena futuristik. Sedang bentuk bodi belakang nyaris sama dengan Pulsar yang sudah beredar di Indonesia.

Thursday, October 30, 2008

Khas Ikan Lohan Menjelma di Yamaha Mio

Maksud hati Yohanes ingin mengubah Yamaha Mio miliknya bergaya Yamaha R6. Itu lho, moge sport. Namun setelah digarap, skubek keluaran 2005 itu malah mirip dengan ikan Lohan. Selain pemilihan warna yang unik, pada sekujur bodi bebek itu banyak jenongnya seperti pada ikan hias dari China itu.

Dengan dimensi imut dan menerapkan sasis underbone, cukup sulit untuk menyulap Mio menjadi motor laki. Ditambah model sokbreker tunggal ukuran pendek penunjang kaki belakang.

Punggawa rumah modifikasi X-16, Johanes tak kehilangan akal. Kebetulan modif yang diinginkannya tidak merombak total. Artinya, ia masih mempertahankan ciri khas Mio, di antaranya dek tengah, penutup tulang bawah. Trus, khas motor sport berfairing diakali dengan merombak di sektor penutup kaki bagian depan (tebeng), sayap hingga buritan.

“Semuanya dibikinj ulang pakai fiber dan bukan body kit, lho. Supaya cover depan yang lebih menjorok ke depan menyerupai fairing, terutama moncongnya,” papar Johanes. Pada pelindung kaki (tebeng) oleh Johanes ditambah ornamen foglamp sebagai pengganti lampu utama.

Termasuk penutup sisi samping yang menyatu hingga buritan diganti dengan bahan fiber. Sampai-sampai pelapis jok, juga diadopsi dengan serat kaca. Wu..uuaaala, jadi licin, dong.

Yang bikin Mio ini mendekati motor sport R6 tampak pada setang yang menganut model jepit dari Yamaha X1, berikut spidometer digital Koso RX1 di balik windshield. Termasuk juga knalpot kolong.

Ada satu modifikasi yang unik dilakukan Johanes. Pasang ban lebar ring 16 inci dengan rem cakram di dalam rumah CVT. “Tekniknya, pelek mobil dari material babet disambung ke tromol asli Mio denngan kembang pelek desain sendiri,” bocor Johanes.

Soal cakram di rumah CVT, dijelaskannya kalau piringan diikat sejajar mangkuk kopling sentrifugal. Semengtara kaliper dibaut pada rumah CVT bagian atas. Tepatnya, di bekas lubang hawa CVT. Diakuinya, untuk sementara cakram nggak panas.

DATA MODIFIKASI
Grip gas : Variasi Harley-Davidson
Rem cakram : Kitaco
Kaliper : Brembo 4 piston Thailand
Cakram : Variasi Nouvo 220 mm

Tuesday, October 28, 2008

Modifikasi Yamaha Mio dari Puerto Rico

Memundurkan roda belakang, melebarkan bodi dan pakai ban superlebar, itulah modifikasi yang banyak dilakukan pada Yamaha Mio. Tapi coba lihat karya berani dari Siswo Winoto. Builder asal Puerto Rico, maaf maksudnya Purwokerto, Jawa Tengah ini. Ia menyikat habis bodi dan hampir seluruh sasis dari produk berlambang garputala ini, sehingga bentuk standarnya sudah sirna.

Korbannya, Yamaha Mio 2008 milik Reza Ganang Hermawan. Semula ia ingin menunggang skubek dengan tampilan tidak standar alias sudah dimodifikasi. Coba mengutarakan niatnya dengan Wiwin – biasa Winoto disapa – malah ditawari konsep streetfighter.

Harus diakui, kreasi Wiwin dari Win’s Paddock bisa dibilang gebrakan penutup 2008 dunia modifikasi roda dua, khususnya skubek di Indonesia. Garapannya itu boleh dibilang hampir tidak menyisakan sisis maupun bodi standar yang diganti dengan tulang belulangnya sebagai ciri khas dari streetfighter.

“Cuma pakai tulang mulai komstrir depan sampai ujung dek bawah. Lainnya custom sendiri,” jelas Wiwin sambil menunjukkan pipa ¾ inci dipakai untuk sasis tulang bawah sampai ke belakang.

Dengan perubahan total, mau tak mau Wiwin harus menghitung ulang center of gravity, sudut yang sesuai konsep dan estetika secara visual. Agar, selain indah dipandang juga harus punya kekuatan. Lucu kan, lagi asyik dikendarai tiba-tiba ambruk.

Untuk meraih itu, Wiwin membuat banyak sudut dan pemakaian pipa sebagai penguat. “Kuncinya, setiap sudut harus punya korelasi sama dengan sudut lainnya. Sampai satu sisi melenceng, semua pasti rusak,” analisis Wiwin.

Sisi yang dimaksud adalah awal pengelasan pada tulang bawah sampai ke belakang. Untuk mendapat center of gravity, tangki dipindahkan ke bawah jok dan waheelbase dimelarkan sekitar 30 cm.

Tak Cuma itu, jika dilihat dari depan, sulit ditebak kalau motor ini Yamaha Mio. Sebab, cover depan standar sudah diganti dengan Jupiter MX 135LC. Kemudian, knalpot standar dibikin sangar dengan memakai bikinan Italia yang dulu pernah populer di era mesin 2-Tak. Terakhir, lampu depan dan belakang menggunakan LED. “Selain lebih terang, agar tampak futurisktik,” tutup Wiwin.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 110/70-14
Ban belakang : Swallow 140/60-14
Lampu depan : LED custom
Lampu belakang : LED custom
Knalpot : Custom
Wins Paddock : 0815-4888-6755

Friday, October 24, 2008

Tiga Aroma Dalam Raga Suzuki Shogun 125

Warna mengingatkan pada bebek Kawasaki. Namun melirik ke lengan ayun (swing arm) dan sokbreker depan, plus ban dengan penghenti laju bagian depan sistem cakram yang lebar, bikin penasaran. Motor apa, gerangan?

Motornya, Suzuki Shogun 125 produksi 2006. Hasil karya Junipriyoko yang ditantang pemiliknya kepincut gaya sport. Awalnya, Okoy – Junipriyoko biasa disapa – putar otak karena ketika menjajalkan pelek dan sokbreker upside down dari Suzuki GSX 400, terbentur dengan rangka dan jarak sumbu roda.

“Kalau jarak sumbu roda standar dipertahankan, tampilan jadi aneh. Akhirnya, roda belakang terpaksa dimundurin beberapa sentimeter,” urai bapak satu anak ini. Jarak sumbu roda menjadi hal yang vital karena agar handling tidak banyak berubah, ukuran harus sama dengan standarnya.

Sebenarnya ada solusi jika ingin tetap memaksa jarak tadi. “Tapi hal itu nggak dilakukan karena rada berisiko. Tekniknya dengan memotong bagian swing-arm,” bilang Okoy. Ia sayang harus memotong arm Aprilia 125, lagipula ragu akan kekuatannya.

Pada rangka dialkukan pembuatan ulang. Ini dilakukan lantaran tangki bensin dan buntut harus dipotong sedikit. Untuk sasis Okoy menggunakan pipa berdiameter 2 inci dan pemotongan dilakukan untuk menyesuaikan bentuk desain bodi yang diinginkan.

Bodi yang sekarang murni kreasi Okoy. “Tapi setelah semuanya terpasang, muncul keanehan. Bentuknya bantet (tidak mengembang) lantaran bodi seakan kependekan,” geli Okoy. Solusi ditemukan dengan memanjangkan sepatbor belakang.

Soal warna hijau, ternyata bukan terinspirasi dari Kawasaki. Justru dari produk terbaru Yamaha yang katanya belum banyak ditiru. Ia menggunakan Sikkens, tak Cuma bodi sampai kesemua pelek.

Benarkan, banyak yang mengira motor ini Kawasaki lantaran, selain warna juga diperkuat dengan memakai lampu Kawasaki Ninja.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/60-17
Ban belakang : Battlax 150/60-14
Pelek : Suzuki GSX400
Upside down : Suzuki GSX400
Setang : Suzuki GSX400
Swing-arm : Aprilia 125
Sok belakang : Aprilia 125
Rem : Suzuki GSX400
Bodi : Custom
Radiator : Jupiter MX 135LC
Spidometer : Satria F-150
Footstep : Aprilia 250

Wednesday, October 22, 2008

Yamaha Mio Berbaju Batik

Ajang kontes modifikasi motor, bagi Tommy sudah merupakan makanan sehari-hari. Tak heran, bos Mitra Motor Sport (MMS) Cimahi, Jawa Barat ini lumayan kondang lantaran sudah aktif berkompetisi sejak 2003. Dan ia acap menampilkan karya yang unik dan bukan follower.

Termasuk pada Yamaha Mio 2007 dalam pemilihan model airbrush. "Sesuatu yang baru kali ini dan kita coba mengambil tema cinta Indonesia," ungkap Tommy yang identik dengnan tema permainan seperti ini. Motif batik yang dihadirkannya pada kontes Yamaha di Bandung beberapa waktu lalu, tergolong unik.

Saking uniknya, ketika ditanya motif batik itu dari daerah mana, dia malah gelagapan. "Nggak sempat cari ide dari batik Solo apa Yogya. yang penting, kesan batik aja," kekehnya. Namun secara keseluruhan , pemilihan warna garis-garis itu sangat pas sama kelir dasar bodi yang putih.

Termasuk jok ikut dimodif menjadi single seater agar memiliki bidang yang bisa diberikan motif yang sama. Jadi, tampilan Mio benar-benar berkonsep total batik.

Selain sadel yang digarap, juga bodi. Langkahnya dimulai dengan mengganti seluruh cover standar dengan Mio Soul. "Bodi Soul tadi diperbesar dengan fiber," ungkap Tommy. Caranya, menyambung bodi standar yang plastik dengnan fiber. "Jadi terlihat lebih paten karena nggak ada sambungan. Selain itu juga terkesan clean," lanjutnya.

Seperti cover depan, ukurannya memang sudah menjadi lebih besar tapi terlihat masih proposional.Untuk pelek, Tommy menerapkan model custom dari mobil. Alasannya, ingin mendapat lebar telapak maksimal, jadi yang depan lebar 4 inci dan belakang 5 inci yang dikombinasi dengan pelek standarnya. "Sengaja pakai palang asli Mio supaya enggak meninggalkan ciri aslinya," tegas Tommy.

Tuesday, October 14, 2008

Honda Vario Gagah Dengan Velg Daihatsu Xenia

Ingin agar sepeda motor dilirik atau menjadi perhatian kala dikendarai, tak harus dimodifikasi ekstrem. Dengan polesan sederhana pun bisa dilihat indah. Seperti Honda vario 2007 milik Raiz di Cengkareng, Jakarta Barat. Selain permainan warna dan skubek dibikin lebih sporty.

Konsep yang sederhana, tapi jelas ini tidak menyulitkan sang pemodifikator, Robby Mangolang dari Studio 9 di Cileduk, Tangerang. Bodi Vario dibikin sporty , layaknya mobil dengan memakai spoiler depan dan belakang. Nah, untuk motor berlambang sayap mengepak ini penambahan body kit ada di side cover depan dan bodi samping yang dibikin lebih futuristik dari bahan fiberglass dengan tambahan garis tajam.

Tambahan lain, pemakaian velg belakang yang menggunakan rim mobil Daihatsu Xenia. Pelek ukuran 5,5 inci ini dilengkapi specer dan dibikin custom lagi. “Pemakaian specer agar pelek dan ban enggak mentok crankcase mesin dan sekaligus sebagai penyelaras dengan bodi,” alasan Robby.

Pemilihan warna bikin modifikasi menjadi lebih nyata. Apalagi , hampir seluruh komponen di krom, membuat tampilan motor jadi lebih kinclong.

Big Foot American Style From Bandung

Kreasi-kreasi segar terus mengalir dari kancah modifikasi. Belum hilang deman low rider Japs style, retro klasik dan Thailand Look yang banjir pada 2008 ini, kini virus baru untuk 2009 muncul hasil karya Sonny Jaya.

Mengusung tema big foot American style, improvisasi ide Sonny pada Honda Vario 2007 dibalut lewat desain yang penuh modernitas dan futuristik. Tetap dengan menempatkan fitrahnya skubek itu sebagai sepeda motor yang tetap harus fungsional dan teguhkan unsur safety. “Pilihan aplikasi modif tetak memaksimalkan unsur safety dan fungsional sambil improvisasi memberi wacana baru di tanah air,” komentar Sonny dari markasnya di Jl.Pungkur, No.212 Bandung.

Sesuai konsepnya big foot, maka dicoba memakai ring 18 inci dan bukan sembarang pasang pelek mobil. Meski aplikasinya dari mobil, tapi dua sisinya tetap terlihat sama. “Itu yang saya sebut hal baru. Biasanya pelek hanya satu sisi. Di sini motor dilihat dari sisi manapun terlihat sama,” urai Sonny.

Kaki depan secara utuh dicomot dari Suzuki Brugman, termasuk segitiganya. Jadi, yang diperlukan hanya teknik penyambungnan as kemudi ke rangka utama. Justru titik yang rumit untuk lengnan ayun belakang.

“Karena harus dihitung benar biar nggak mudah patah pada as sambungan ke mesin. Keseimbangan kanan kiri menahan beban yang cukup berat serta desain sok mumpuni,” ujar pemodifikasi berkulit sawo matang itu. Makanya, desain sokbreker dibuat center dan menggunakan daleman Mercedes-Benz, tapi per luar tetap orisinal.

Sementara desain bodi, dari depan sampai belakang lekukannya mengikuti jet ski. Termasuk setang, “Kita ambil produk Grand Dink Custom dari Thailand,” papar Sonny. Bodi juga dimundurkan, berarti mesin pun mundur. Untuk transfer tenaga disambung dengan rantai dan as CVT diperpanjang trus disambungkan dengnan gir yang perbandingannya 17:27.

Honda Vario Gagah Dengan Velg Daihatsu Xenia

Ingin agar sepeda motor dilirik atau menjadi perhatian kala dikendarai, tak harus dimodifikasi ekstrem. Dengan polesan sederhana pun bisa dilihat indah. Seperti Honda vario 2007 milik Raiz di Cengkareng, Jakarta Barat. Selain permainan warna dan skubek dibikin lebih sporty.

Konsep yang sederhana, tapi jelas ini tidak menyulitkan sang pemodifikator, Robby Mangolang dari Studio 9 di Cileduk, Tangerang. Bodi Vario dibikin sporty , layaknya mobil dengan memakai spoiler depan dan belakang. Nah, untuk motor berlambang sayap mengepak ini penambahan body kit ada di side cover depan dan bodi samping yang dibikin lebih futuristik dari bahan fiberglass dengan tambahan garis tajam.

Tambahan lain, pemakaian velg belakang yang menggunakan rim mobil Daihatsu Xenia. Pelek ukuran 5,5 inci ini dilengkapi specer dan dibikin custom lagi. “Pemakaian specer agar pelek dan ban enggak mentok crankcase mesin dan sekaligus sebagai penyelaras dengan bodi,” alasan Robby.

Pemilihan warna bikin modifikasi menjadi lebih nyata. Apalagi , hampir seluruh komponen di krom, membuat tampilan motor jadi lebih kinclong.

Kawasaki Ninja Dijejali Komponen Kompetitor

Kalau dicermati, hasil modifikasi pada Kawasaki Ninja 250 milik Den Bagus ini tidak terlalu ekstrem. Tapi, pada sepedamotor ini terpasang komponen Honda dan Suzuki. Bahkan harga knalpotnya hampir mendekati harga satu unit bebek.

Modifikasi garapan Efnu Prastowo di Kemayoran, Jakarta Utara, ini memang terkesan minimalis. Sesuai modif yang diinginkan si pemilik. Tapi coba intip bagian kaki-kakinya.

Den Bagus nafsu dengan tampilan pro-arm. Tole – sapaan akrab Efnu - menjejalkan punya Honda RVF 400. Ada satu konsekuensi yang harus diterima dengan memakai merek lain, yakni harus mengubah bagian-bagian tertentu. Apalagi model peredam kejut belakang menganut monosok.

Repotnya, sokbreker belakang tetap dipakai dan saat dipasang ternyata mentok antara arm baru dengan bodi sokbreker. “Harus dibuatkan braket atau dudukan baru yang posisinya digeser 2 cm dari tempat semula,” ungkap Efnu yang ramah itu.

Akibat dari penggantian lengan ayun membuat jarak sumbu roda tambah panjang. Efeknya, handling menjadi tidak sempurna. Untuk mengeliminir dipakaikan ban bertelapak 160 di belakang dan 120 depan. Tentu menjadi stabil kala manuver di tikungan. “Karena hanya melar 3 cm jarak sumbu rodanya, efeknya ke handling tidak terlalu banyak,” papar Efnu.

Selain belakang, untuk depan, peredam kejutnya diganti model upside down. Efnu memilih Kawasaki ZX9 karena pas dengnan Ninja 250R. “Bahkan untuk as komstir masih bisa pakai asli Ninja,” komentarnya.

Jika pro-arm pakai Honda RVF, knalpotnya dipasang Yoshimura. Harganya, ternyata nggak mura. Untuk satu unitnya, Den Bagus harus merogoh kocek sampai Rp 12 jutaan. Kemudian setang standar dilepas, dipasang dari Suzuki GSX 750.

Gilera Nexus Andalan Pabrikan Motor Italila

Piaggio merupakan pabrikan skuter paling populer di dunia. Namun, tak ada yang tahu perancang awalnya, tak lain Guiseppe Gilera yang menjual hasil desain skuternya seharga 2 juta Franch kepada pabrikan motor Italia itu. Dunia pun dilanda deman skuter.

Salah satu andalan Gilera saat ini Nexus 300 dan Nexus 500. Untuk yang pertama, performanya sudah dijajal pembalap Gilera, Simoncelli yang memenangkan lomba kelas 250 ccc di Phillip Island, Australia. Sementara yang 500 dicoba tester dari Motor Plus.

Si kribo Simoncelli membejek motor ini dengan gaya balapnya. Tak Cuma badan yang rebah kala di tikungan. Skuter berkelir merah ini dibikin burn out.. Tenaganya, mulai dari putaran bawah sampai atas terus terisi.

Dibanding ‘adiknya’ yang 250 cc, Nexus 300 punya torsi lebih sip, yakni 23 Nm pada kitiran 6.000 rpm. Sedang torsi sang adik 20,2 Nm di kitiran 6.500 rpm. Ini jelas akselerasi Nexus 300 lebih smooth dan bertenaga.

Soal sasis, motor ini mengaplikasi kakaknya, Gilera Nexus 500. Mengurangi getaran dan geometri ideal, mesin dirancang bersinergi dengan rangka double cradle trellis. Termasuk sokbreker belakang yang dirancang memiliki titik penyetelan disesuaikan dengan rider. Pasangannya di depan sokbreker teleskopik 35 mm yang menyajikan stabilitas di tikungan.

Masih soal nyaman, pijakan kaki dirancang 3 posisi sesuai postur pengendaRA. Boncenger juga dimanja. Selain jok nyaman dan berlualitas prima, tempat helm di bawah jok dirancang untuk dua helm sekaligus, full face dan half face.

Bagaimana dengan Nexus 500? Sang kakak ini diuji di Jakarta oleh Motor Plus. Mesin 4 katup SOHC satu silinder berkapasitas 460 cc. Pengabut bahan bakarnya sudah injeksi dengan kopling sistem kering.

Riding position dirancang mirip supersport yang agak bertumpu ke depan. Berat total yang 199 kg dibagi dengan 48% untuik depan dan 52% belakang. Saat dinaiki dengan ergonomi bertumpu ke depan tadi, motor jadi sangat nyaman dan seimbang. Apalagi suspensi belakang bisa disetel naik-turun disesuaikan idealnya pengendara.

Untuk keperluan ini, pabriukan Gilera memakai paduan sokbreker depan telskopik 41 mm berdampingan dengan sok progressive power drive yang bisa disetel dalam 7 titik rendah dan tinggi. Harga motor ini Rp 198 (OTR).

Spesifikasi Teknik 300

Mesin : Piaggio Quasar 1 silinder 4-tak

Jenis : SOHC (single overhead cam), four valves

Kapasitas : 278 cc

Diameter x stroke : 75 mm / 63 mm

Pendingin : Air

Tenaga : 22,4 HP pada 7,250 rpm

Torsi : 23 Nm at 6,000 rpm

Sistem bahan bakar : Electronic fuel injection

Rem depan : 260 mm

Rem belakang : 240 mm

Ban depan : Pirelli 120/70-15

Ban Belakang : Pirelli 140/60-14

Panjang x lebar x tinggi: 2.110 x 780 x 1.515 mm

Tinggi jok : 815 mm

Kapasitas tangki : 15 liter

Saturday, October 11, 2008

The Real Muscle Suzuki Thunder

Bikin tampilan motor jadi kekar atau berotot, biasanya dilakukan para builders dengnan mengaplikasi rangka deltabox. Bisa dibentuk sekedar tempelan, berbahan pelat besi atau dari fiberglass. Tapi tidak demikian yang dilakukan Wiryadi Kurniawan alis Ajie terhadap Suzuki Thunder 250 bikinan 2000 milik Tike Sukrani, warga Pejaten, Jakarta Selatan ini.

Pemodifikator dari Fajar Makmur di Jakarta Barat itu sengaja tidak membuat deltabox. “Kita ambil langsung limba Suzuki RGV 250 biar kesan garangnya benar-benar terasa,” komentar Wiryadi, yang sebenarnya asli tukang servis AC dan peralatan rumah tangga.

Cukup cerdas Aji Thunder – sapaan akrab Wiryadi – memilih bahan limbah untuk mengejar bentuk ideal. “Sambil membidik arah bentuk GSR600, bodi dibentuk harmonis,” tambah Ajie. Simak tangki bensin yang gendut karyanya yang idenya dari GSR600 yang dilengkapi dengan sein di kiri dan kanan dengan mencomot punya Honda Supra X 125 yang dinilai cocok dan lumayan mirip.

Selain bodi, untuk kaki-kaki juga diambil dari moge. Seperti lengan ayun dipilih dari Yamaha R6 sehingga betul-betul menonjolkan otot yang kekar. Pemasanngannya tidak sulit, tinggal menyesuaikan dudukan pada swing arm. “Satu perangkat lengkap dengan Unitrack dipasang sempurna,” jelas Wiryadi.

Kreativitas Aji yang patut dipuji tampak pada pemasangan lampu depan. Meski Cuma dari Satria F150, secara estetika cukup menarik. Knalpot dibentuk lagi agar disesuaikan dengan silincer moge dari Jepun.

Bodi dan kerangka sudah dibikin gambot. Menjadi aneh tongkrongannya kalau tanpak mesin masih yang standar. Aji tak kehilangan akal, bagian bawah ditutup dengan airscoop, mesin dibuat lebih mekar dengnan menambah oil-cooler yang dicomot dari Suzuki Satria F150.

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Batllax 120/70x17
Ban belakang : Battlax 180/55x17
Pelek : Suzuki GSX1000
Lengan ayun : Yamaha R6
Lampu sein : Honda Supra X125
Fajar Makmur : 0813-1132-9254

Thursday, October 9, 2008

Gladiator Merah dari Jepang

Buell Hot Dock HR4V dari Jepang ini dijumpai ketika mengikuti contezt di Kuala Lumpur, Malaysia. Buildernya, Keiji Kawakita dari Hot Dock Custom Cycles Jepang pernah bersua dengan wartawan Motor Plus di negeri jiran tahun lalu. Ia sangat terbuka bicara soal motor kebanggaannya.

Termasuk garapannya kali ini, Buell Hot Dock berkarakter jap’s bike aliran modern murni. Ia punya standar untuk memasok sasis aluminium, lengan ayun ala boxed demi mengejar kekuatan dan bobot yang ringan. Trus, suspensi belakang dipilih supercanggih produk WP dan roda sporty dengan ukuran yang berbeda depan dan belakang.

Bentuk dasarnya, Keiji gandrung motor kesayangnan legendaris stunt rider Evel Kneivel lewat tunggangan H-D XR 750 yang dianggapnya sebagai modernisasi ( yang dibidik adalah mesinnya) dari XR. Namun karena dapur pacunya sudah kurang sip, ia menggantikannya dengan mein pilihan Buell yang dimodifikasi ala Hot Dock dengan tipe HR4V.

Yang mengagumkan, rumah modifikasi ini tak melulu membangun bodywork. Mulai piston, kem, kabrurator dan beberapa elemen penting mesin dibuat oleh Keiji dan timnya. Dan bengkelnya memang spesialis membuat part racing untuk Harley Davidson. “Inspirasinya memang dari road race, drag race dan dirt track,” jelas Keiji yang sangat ramah itu.

Roh motor racing memang menonjol dari segi detail. Sasis aluminium yang berkarakter kalem terasa di seluruh bagian. Back-bone didesain menyatu dengan tangki dan terus ke belakang sangat sinergi dengan jok single seater ala streetfigher.

Begitu juga bagian down-tube yang dibuat sangat rapat dengan mesin. Makin sip, ia memilih rake 27 derajat dengan sok depan asli buatan Hot Dock. ”Handlingnya dijamin enteng dan pede menaklukan jalanan di Tokyo,” jelasnya.

Sensasi Penampilan Honda V4 Concept Tanpa Jari-jari dan Rem

Honda Motor, menampilkan motor konsep yang mencengangkan pada Pemeran Sepeda Motor Cologne Intermot, Jerman yang berlangsung dari 7 – 12 Oktober ini. Produk konsep yang menarik itu bernama V4.

Penampilannya unik dan cantik. Kedua rodanya tidak lagi menggunakan jari-jari konvensional yang menyatu pada teromol atau sumbu roda. Tetapi lima baling-baling yang mengantung.

Ban juga tidak tampak. Semua dibungkus dengan mulus oleh bagian bodi yang menyentuh sampai ke permukaan tanah. Alhasil, garpu depan dan sokbreker belakang juga tidak tampak.

Penampilannya agak “jalanan”. Hal tersebut tampak dari ornamen yang dipasang pada “fairing” yang dirancang mirip tanduk. Posisi pun oranamen tersebut disejajarkan dengan grip atau ujung setang pengangan pengendara. Sensasional!

Ulang Tahun ke-60
Dengan penampilan seperti itu, penonton bertanya-tanya, bagaimana cara motor ini berjalan? Begitu juga bila ingin menggerem karena tidak ada rem. Karena itu pula banyak yang menilai, V4 ini hanya sebuah straregi pemasaran. Khayalan!

Rasa ingin tahu pengunjung terhadap pada V4 dijawab oleh Mark Davies, bos Honda Eropa saat menjamu wartawan di standnya. “Motor ini memperlihatkan apa yang bisa kami lakukan. Akan menjadi kenyataan dalam beberapa tahun lagi,” yakinnya.

Honda Motor Corporation dalam rilisnya mengatakan, V4 Concept dirancang dan dipamerkan untuk mengetahui keinginan para pencinta motor atau biker. Dengan membuat motor seperti ini, dipastikan timbul berbagai macam komentar dan keinginan para biker. Pesan lain yang ingin disampaikan Honda melalui V4 dalah untuk menggenang kembali kemasyuran mesin V4 Honda dengan piston oval yang diperkenal tiga puluh tahun silam.

“Kehadiran motor ini untuk merayakan ulang tahun Honda ke-60 sebagai perusahaan. Merayakan ke-50 tahun Honda ikut di arena balap,” jelas Honda. Karena itu pula, pada pameran ini, tema yang diusung Honda adalah “The New Beginning”. Awal baru untuk menyambut 2009.

Emosional
Menurut Honda, konsep V4 merupakan ujud pemahaman para ahli mereka untuk menangkap tren global. Para biker kini melihat motor bukan lagi dari aspek teknologi dan teknik belaka. Mereka juga melihat nilai-nilai emosional. Karena itulah, penampilan motor ini lebih diutamakan ketimbang performa. Bagi Honda, spesifikasi berupa angka-angka, tidak terlau berarti lagi.

Honda juga ingin agar pengendara motor menjadi lebih gampang menggunakan produknya. Karena itu pula, kepekaan manusia mengendarai dinilai Honda lebih penting. Begitu juga dengan keselamatan dan lingkungan. “Pasar motor sudah jenuh,” begitu penjelasan Honda.

Honda percaya, tantangan untuk menciptakan produk yang atraktif dan lebih fokus pada penampilan merupakan kunci sukses mereka di masa yang akan datang. Pada saat yang sama, teknologi keselamatan dan lingkungan, akan menjadi tema penting untuk pengembangan motor baru. Karena itulah, dalam menampilkan produknya yang akan datang, Honda fokus pada keserasian manusia dan mesin.

CBF 125
Selain V4 Concept, satu produk lagi yang dipamerkan dan dipastikan menarik bagi fans Honda di tanah air adalah CBF 125. Honda sendiri belum menyertakan data lengkap motor ini. Meski begitu, berdasarkan penelusuran Kompas.com, CBF ini sudah dipasarkan di India dan disebut CBF Stunner. Di negara tersebut, motor ini dijual seharga Rs 53.750 atau Rp 10.750.000. Tentu sangat menarik bila Honda Indonesia memasarkannya di sini, paling tidak pilihan konsumen semakin banyak. Di samping itu, konsumen mulai bosan berbebek ria!

Monday, October 6, 2008

Honda Vario Batman dan Supermoto

Dony dan Vandy yang sama-sama tinggal di Ciledug, Tangerang punya Honda Vario 2007. Keduanya bukan bersaudara, tapi memiliki kesenangan sama, yakni modif. Namun konsep yang diusung, keduanya tidak sama. Dony memilih Supermoto, sedang Vandy mengambil tema Batman.

Konsep boleh beda, tapi pemakaian part sama, yakni model bolt on dari bahan fiberglass. “Tinggal bentuknya saja yang disesuaikan dengan dimensi bodi Vario,” terang Robby Mangolang dari workshop stuido 9 di Ciledug, Tangerang.


Kalau dilihat, modifnya biasa aja. Lantas di mana kesan supermotonya? Bisa dilihat dari model setang telanjang. Diperkuat lagi dengan spoiler ban dan buntut belakang tajam. Selain itu, pemakaian lampu utama custom ala supermoto. Trus, mika lampu standar dipadu dengan lampu kabut dari Daihatsu Xenia.

Sedang Batman! Pemasangan bodi kit depan dan samping yang melebar. Macam kostum superhero asal Amrik. Kesan sayap makin mantap dengnan bodi samping lebar dan lancip.


Itu urusan bodi, untuk sasis, Robby mengikuti tren modif skubek sekarang ini. Yakni motor dibikin lebih panjang. “Buat memanjangkan wheelbase dipakai lengan ayun tambahan,” sebut Robby.


Sedang perihal kaki-kaki, ada dua part custom yang dipakai. Untuk vario putih diambil dari Honda Cielo berukuran 4 inci yang dilingkari Delli tire 140/60-14. Untuk vario hitam, pakai velg mobil (tapi hanya untuk yang belakang saja) buatan Malaysia, Proton. Lebarnya 5 inci juga dibaluti Delli tire 140/60-14.


Ngomong-ngmong, Anda tahu nggak yang mana Vario Batman dan Supermoto. Sebenarnya, dari warna saja sudah bisa menduga kan. Tapi, supaya tidak penasaran, Batman ada pada Vario hitam, yang putih supermoto.