Dominasi sepedamotor Honda di pasar roda dua Indonesia sampai saat ini belum terpatahkan. Dalam kurun waktu 9 bulan ini Honda mampu mencatatkan penjualan sebanyak 2.248.171 unit. Melampaui total penjualan Honda tahun lalu yang mencapai 2.141.015 unit. Sampai akhir 2008 diperkirakan Honda masih mampu menjual sekitar 600.000 hingga 700.000 unit untuk memenuhi targetnya penjualannya, total 2,8 juta unit.
Honda sampai saat ini memang masih menjadi raja di pasar sepeda motor. Kendati posisinya masih teratas dan volume penjualan terus meningkat, dari sisi persaingan Honda terus tertekan dengan pesaingnya. Bahkan, rentang penguasaan pasar Honda dengan pesaingnya, terutama Yamaha, makin menciut. Padahal, sejak era 1980-an hingga 2003, motor berlambang sayap mengepak ini, pangsa pasarnya acap di atas 50 persen.
Sementara posisi pangsa pasar Yamaha yang awalnya hanya berada di kisaran 20 persen justru mampu digenjot jauh di atas angka tersebut. Kian lama posisinya kian mendekati Honda. Namun, sayangnya laju Yamaha di pasar tertahan oleh kapasitas terpasang pabrik yang hanya mencapai 2,4 juta unit per tahun. Sementara Honda sudah mencapai kapasitas terpasang sebanyak 3 juta unit.
Sebagai gambaran, pada 2003, pangsa pasar Honda masih jauh di atas pesaingnya, yakni 56,11 persen. Sementara Yamaha hanya menguasai pangsa pasar 22,22 persen. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Yamaha memacu kinerjanya, memperbaiki strategi di pasar dan mempertajam konsep promosi serta memperkuat solidaritas dan intensitas komunikasi dengan komunitasnya.
Pada saat yang bersamaan, manajemen Yamaha juga memperbaiki kualitas produksi, termasuk meningkatkan performa teknologi mesin dari dua langkah menjadi empat langkah. Putaran mesin pun dibuat diperbaiki sehingga menjadi lebih cepat. Bahkan, untuk produk tertentu mesin motor Yamaha dilengkapi dengan pendingin air sehingga daya tahan mesin menjadi lebih kuat.
Pasar sepeda motor sport, bebek dan matik dipoles serta dibentuk untuk memenuhi segmen anak muda dan perempuan. Strategi yang dijalankan secara komprehensif itu ternyata ampuh. Pangsa pasar Yamaha pada tahun 2004 naik menjadi 22,44 persen, sedangkan pangsa pasar Honda terpangkas menjadi 52,36 persen.
Tahun 2005, pangsa Yamaha kembali naik menjadi 24,13 persen, sedangkan Honda kembali terpangkas menjadi 52,19 persen. Dalam posisi persaingan ketat di pasar karena merosotnya daya beli sebagai imbas kenaikan harga bahan bakar minyak, manajemen Honda mencoba perbaikan pemasaran. Hasilnya, pangsa pasar Honda bisa diperbaiki dan naik jadi 52,86 persen.
Ironisnya, saat Honda tengah merayap, Yamaha justru berhasil mencuri sisa ceruk pasar yang seret itu. Pada 2006, pangsa pasar sepedamotor berlambang garputala itu melompat menjadi 32,94 persen.Penurunan angka penjualan itu belum mampu menjadi wake up call bagi manajemen. Mereka masih menganggap yang teratas di industri sepeda motor.
Begitu sadar, nasi telah menjadi bubur. Pangsa pasar mereka anjlok tinggal menjadi 45,67 persen, sedangkan posisi Yamaha sudah semakin dekat menjadi 39,11 persen. Pada tahun itu angka penjualan Honda mencapai 2.141.015 unit, sedangkan Yamaha 1.833.506 unit.
Anjloknya pangsa pasar ini seolah menjadi tamparan bagi manajemen Honda. Manajemen mencoba lebih agresif, baik dalam hal inovasi produk, promosi, maupun penetrasi pasar. Bahkan, mereka melakukan revolusi pada perubahan model dan gaya serta memperkuat manajemen dengan memasukkan orang dari kelompok roda empat.
Di jenis sepeda motor bebek, misalnya, paling tidak tiga kali mereka melakukan inovasi produk selama tahun 2007 hingga 2008. Demikian juga di jenis kendaraan matik, dalam kurun waktu satu tahun lebih melakukan inovasi produk hingga dua kali, terakhir adalah New Honda Tiger.
Hasilnya lumayan. Pangsa pasar Honda sedikit membaik. Selama sembilan bulan tahun 2008, pangsa pasarnya sudah mencapai 46,29 persen, sedangkan Yamaha dengan total penjualan sebanyak 1.853.221 unit dengan pangsa 38,5 persen.
Belum selesai
Persaingan kedua pemain ini belum selesai. Masih ada sisa waktu dua bulan ke depan. Peluang bagi Honda untuk meningkatkan pangsanya masih sangat mungkin. Namun, jangan lupa, selama ini Yamaha jauh lebih jitu membuat strategi.
Terbukti di tengah situasi sulit pada tahun 2006, Honda yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat dalam banyak hal bisa diambil sebagian pangsa pasarnya. Bagi manajemen Yamaha Jepang, Yamaha Indonesia begitu penting karena merekalah satu-satunya pabrikan di dunia ini yang pernah membuat sejarah mampu mengalahkan dominasi Honda di pasar, meski hanya beberapa bulan.
Jatuhnya harga komoditas agro, tambang, dan krisis global bisa menahan laju pasar. Biasanya dalam situasi sulit seperti sekarang, manajemen Yamaha lebih solid dan cerdik untuk mengubah tantangan menjadi peluang. Siapkah Honda menghadapi Yamaha?