Satu lagi tren aliran modifikasi baru yang bakal ramai, yakni hot rod pada skutik. "Sumbangan" ini dari Shaflingga yang berkolaborasi dengan Budi "Big" Rahmanto dari Big Modification, Jakarta Timur. Mereka menyulap Yamaha Mio 2005 jadi bergaya classic street rod.
Pertimbangan Agha—sapaan akrab Shaflingga—karena gaya klasik abadi dan sampai kapan pun akan disukai. Sebagai contoh, lanjutnya, bisa lirik bodi Fino yang terbukti banyak penggemarnya. Ini beda dengan bodi custom yang pasti disenangi sesaat.
Keistimewaan dari modifikasi ini adalah jitu memadukan bodi Fino yang ramping dengan kaki-kaki besar. Itu seperti bagian depan yang dipasangi ban lebar 4 inci, dan belakang 8 inci dengan diameter 14 inci. "Kami ingin bodi ramping ditopang kaki yang cukup besar. Karena itu, sengaja dipesan velg telapak lebar," ujar sarjana ekonomi ini.
Lantaran mengaplikasi aliran hot rod (American style), desain velg disesuaikan dengan kegemaran para penganut aliran ini di negeri asalnya, yakni dengan memakai jari-jari rapat yang sampai menghabiskan 120 batang. Karena ada penggantian rim, mau tak mau harus dibuatkan teromol khusus dari bahan aluminium gelondongan yang kemudian dibubut.
Untuk memberi kesan bahwa kaki yang dipakai betul-betul besar, maka skubek dibikin ceper. Hal itu berarti sistem suspensi diubah sedikit. "Sengaja dibikin rigid depan dan belakang sehingga enggak ada jarak main. Tujuannya, menghindari mentok antara bodi dan roda," papar Agha.
Desain knalpot custom yang meruncing semakin menguatkan style. Menurut Agha, modelnya meniru dari majalah Harley-Davidson. Ukuran tinggal disesuaikan dengan bodi Mio. Agha dan Budi enggak hanya fokus di bagian yang besar saja, tetapi juga menyempurnakan bagaian detail.
Misalnya, mesin dicat sewarna dengan bodi utama. Bahkan, cat juga melumuri bagian head lamp dan dudukan spidometer. Agha mengaku puas, meski harus menunggu lama sampai lima bulan. "Style baru (pada) modif skutik sudah lahir," bangganya.
Pertimbangan Agha—sapaan akrab Shaflingga—karena gaya klasik abadi dan sampai kapan pun akan disukai. Sebagai contoh, lanjutnya, bisa lirik bodi Fino yang terbukti banyak penggemarnya. Ini beda dengan bodi custom yang pasti disenangi sesaat.
Keistimewaan dari modifikasi ini adalah jitu memadukan bodi Fino yang ramping dengan kaki-kaki besar. Itu seperti bagian depan yang dipasangi ban lebar 4 inci, dan belakang 8 inci dengan diameter 14 inci. "Kami ingin bodi ramping ditopang kaki yang cukup besar. Karena itu, sengaja dipesan velg telapak lebar," ujar sarjana ekonomi ini.
Lantaran mengaplikasi aliran hot rod (American style), desain velg disesuaikan dengan kegemaran para penganut aliran ini di negeri asalnya, yakni dengan memakai jari-jari rapat yang sampai menghabiskan 120 batang. Karena ada penggantian rim, mau tak mau harus dibuatkan teromol khusus dari bahan aluminium gelondongan yang kemudian dibubut.
Untuk memberi kesan bahwa kaki yang dipakai betul-betul besar, maka skubek dibikin ceper. Hal itu berarti sistem suspensi diubah sedikit. "Sengaja dibikin rigid depan dan belakang sehingga enggak ada jarak main. Tujuannya, menghindari mentok antara bodi dan roda," papar Agha.
Desain knalpot custom yang meruncing semakin menguatkan style. Menurut Agha, modelnya meniru dari majalah Harley-Davidson. Ukuran tinggal disesuaikan dengan bodi Mio. Agha dan Budi enggak hanya fokus di bagian yang besar saja, tetapi juga menyempurnakan bagaian detail.
Misalnya, mesin dicat sewarna dengan bodi utama. Bahkan, cat juga melumuri bagian head lamp dan dudukan spidometer. Agha mengaku puas, meski harus menunggu lama sampai lima bulan. "Style baru (pada) modif skutik sudah lahir," bangganya.
No comments:
Post a Comment