Ada yang menarik dari penampilan Honda Vario dari Bandung, Jawa Barat, ini. Bukan karena warna bodi yang blink-blink (kinclong) yang digandrungi penganut low rider di Amerika, atau roda belakang sampai mundur 20 cm lantas pakai ban besar serta knalpot gambot. Justru bukan itu keistimewaannya. Skutik buatan 2006 ini bisa naik turun seperti yang kebanyakan dilakukan pemodifikasi mobil. Skutik bisa begitu lantaran sang modifikator menginstalasikan sistem suspensi udara pada sokbreker depan dan belakang.
"Ini hasil riset kami sejak 2004," ungkap Geri Turga dari bengkel MotorPop di Jalan Pasirkumeli, Cimahi, Jawa Barat. Rumah modifikasi ini memang melakukan pengembangan berbagai model sistem suspensi udara.
Seperti Anda simak pada shock belakang, yang asli Vario hanya satu, tetapi jadi terpasang dua. Menurut Geri, peredam kejut ini buatan sendiri, menggunakan pelat setebal 3 mm. Bagian dalam dipasang as dan sil hasil karya mereka. "Untuk as shock menggunakan besi diameter 12 mm, sedangkan sil memakai ukuran diameter luarnya 56 mm," papar Geri yang menyebutkan bahwa jarak main shock belakang bisa sampai 15 cm.
Untuk shock depan, lanjut Geri, bagian as dibubut ulang dan ketebalan sil ditambah jadi 1,5 cm. Soal desain bagian dalam, Geri tampak sedikit merahasiakannya lantaran mereka memasarkan sistem ini. Konon, satu setnya dilego Rp 8,5 juta.
Sama seperti mobil, menaik-turunkan shock dibutuhkan udara yang dipasok lewat kompresor. Di sini, Geri mengandalkan kompresor DC Volcano berkemampuan 8 bar. "Jika kurang dari 8 bar, naik-turun lambat dan tidak bisa sampai setinggi 15 cm," paparnya. Untuk mengaktifkan kompresor, mesin motor harus hidup lantaran dari sanalah sumber listriknya.
Selain suspensi udara, ada satu lagi yang membuatnya menarik. Hanya perlu ketelitian untuk mengetahuinya. Apa itu? Sejumlah baut mengalami gold platting atau pelapisan emas. "Kami pakai emas yang 17 karat," bangga Geri.
"Ini hasil riset kami sejak 2004," ungkap Geri Turga dari bengkel MotorPop di Jalan Pasirkumeli, Cimahi, Jawa Barat. Rumah modifikasi ini memang melakukan pengembangan berbagai model sistem suspensi udara.
Seperti Anda simak pada shock belakang, yang asli Vario hanya satu, tetapi jadi terpasang dua. Menurut Geri, peredam kejut ini buatan sendiri, menggunakan pelat setebal 3 mm. Bagian dalam dipasang as dan sil hasil karya mereka. "Untuk as shock menggunakan besi diameter 12 mm, sedangkan sil memakai ukuran diameter luarnya 56 mm," papar Geri yang menyebutkan bahwa jarak main shock belakang bisa sampai 15 cm.
Untuk shock depan, lanjut Geri, bagian as dibubut ulang dan ketebalan sil ditambah jadi 1,5 cm. Soal desain bagian dalam, Geri tampak sedikit merahasiakannya lantaran mereka memasarkan sistem ini. Konon, satu setnya dilego Rp 8,5 juta.
Sama seperti mobil, menaik-turunkan shock dibutuhkan udara yang dipasok lewat kompresor. Di sini, Geri mengandalkan kompresor DC Volcano berkemampuan 8 bar. "Jika kurang dari 8 bar, naik-turun lambat dan tidak bisa sampai setinggi 15 cm," paparnya. Untuk mengaktifkan kompresor, mesin motor harus hidup lantaran dari sanalah sumber listriknya.
Selain suspensi udara, ada satu lagi yang membuatnya menarik. Hanya perlu ketelitian untuk mengetahuinya. Apa itu? Sejumlah baut mengalami gold platting atau pelapisan emas. "Kami pakai emas yang 17 karat," bangga Geri.
No comments:
Post a Comment