Secara statisik kecelakaan jalan raya baik ringan hingga berkategori fatal selalu didominasi oleh pengendara roda dua yang tidak lain adalah pengendara motor (bukan sepeda ya). Penyebabnya bisa bermacam macam mulai dari (1)ketidak disiplinan pengendara itu sendiri, pengaruh (2)infrastruktur jalan raya, (3)kondisi motor, akibat (4)kendaraan lain hingga (5)minimnya teknik dalam berkendara. Untuk itu ada beberapa hal yang patut diperhatikan agar kita selamat saat berkendara di jalanan yang penuh tantangan ini.
Kesadaran dan Mental Bikers
Sebagai langkah pertama adalah melatih kesadaran dan mental seorang bikers itu sendiri. Karena baik keselamatan maupun kecelakaan biasanya bermulai dari faktor ini. Ditekankan di sini bahwa yang dipentingkan adalah “kesadaran” bukan kedisiplinan, karena dengan adanya kesadaran maka dengan sendirinya maka kedisiplinan akan hadir secara otomatis tanpa perlu ancaman baik dari aparat maupun yang faktor lainya. Berikut merupakan hal yang patut disadari untuk dikerjakan dan sesuatu yang sering menjadi biang penyebab terjadinya kecelakaan.
(1) Mematuhi Peraturan Lalulintas
Sebenarnya ini adalah kesadaran paling mendasar untuk dilakukan bagi setiap bikers untuk menghindari hal yang tidak di inginkan. Mulai dari berhenti di saat lampu merah, stop di belakang garis putih hingga menyalakan lampu sain saat ingin belok ataupun berpindah jalur. Sayangnya sering kali untuk hal seperti inipun masih sering kali dilanggar. Biasanya pelanggaran seperti ini terjadi pada perempatan yang sepi ataupun tidak dijaga oleh petugas.
(2) Peranti Keselamatan Dipakai Bukan Untuk Menghindari Tilang
Sering kali pengendara hanya dipakai untuk menghindari di tilang petugas, sehingga peranti keselamatan tersebut terkesan seadanya. Seperti helm catok, mengenakan sandal jepit, ukuran kaca spion yang terlalu kecil hingga kondisi motor yang “sekedar” bisa dipakai berjalan meski sebenarnya motor tersebut tidak layak untuk dipakai.
(3) Melatih Mental dan - “Insting”
Bikers yang memiliki mental baik adalah seseorang bikers yang mampu mengatur emosi seperti tidak mudah terpancing oleh prilaku bikers lainya, mematuhi aturan lalu lintas hingga tidak memaksakan diri untuk terus berkendara disaat kondisnya tidak memungkinkan. Yang terakhir adalah tidak mengesampingkan “Insting” seperti bila merasa ada firasat tidak “enak” untuk berkendara maka sebaiknya hal itu tidak dikesampingkan karena kadang firasat sering kali tidak jauh berbeda dari kenyataan.
Kondisi Infrastruktur Jalan Raya
Seperti yang telah kita ketahui bahwa di indonesia terutama di Jakarta dikenal memiliki berbagai macam rintangan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakan lalulintas sekalipun pengendara tersebut telah mematuhi peraturan lalu lintas dengan sebaik baiknya. Untuk itu ada beberapa tips yang dapat membantu pengendara untuk memahami kondisi infrastruktur jalan agar terhindar dari kecelakaan yang tidak perlu.
(1) Menghafal Kondisi Jalan hingga Menggunakan Rute Aman
Agar terhindar dari kecelakan seperti dikarenakan melindas separator busway hingga terjatuh karena melindas lubang merupakan kecelakaan yang paling sering menimpa bikers dijakarta. Untuk itu sebaiknya seorang bikers memahami dan menghafal kondisi jalanan yang menjadi rute keseharianya. Karena dengan menguasai kondisi jalan, dengan mudah bahaya laten seperti lubang maupun separator busway dapat diantisipasi oleh bikers dengan baik.
Menggunakan rute aman, artinya seorang bikers dapat memilih jalur yang sudah ia kuasai plus menghindari jalur dimana jalur tersebut memiliki resiko cukup besar bila dilalui oleh pengendara sepeda motor. Jalur yang memilki kondisi jalanan berlubang, licin, gelap dan banyak dilalui kendaraan besar umumnya merupakan jalur yang berkategori beresiko untuk dilalui. Sebisa mungkin untuk menghindari jalur tersebut.
(2) Memilih Jalur yang paling aman
Mungkin aneh kedengaranya namun ini terbukti benar! Jalur sebelah kiri bagian kanan atau mudahnya berada di lajur paling kiri namun berda di bagian paling kanan pada jalur tersebut bisa dibilang pilihan paling baik. Disamping kebanyakan lubang berada di lajur tengah penempatan spanduk, bendera partai maupun ormas berada di jalur kanan. Pasalnya seringkali bendera tersebut berada pada posisi horisontal sehingga bisa tertabrak oleh badan pengendara motor. Lain halnya pada lajur kiri. Bila pengedara berada di jalur kiri di sebelah kiri seringkali banyak pejalan kaki, kendaraan berhenti maupun bus yang sembarangan menaik-turunkan penumpang. Akibatnya disamping memaksa bikers untuk sering berhenti hal ini bisa membuat pengendara motor cepat lelah dan pada akhirnya bisa menabrak penghalang tersebut.
(3) Menerapkan Sistem “Give Away” Pada Lintasan Tanpa Marka
Sistem “Give Away” artinya mendahulukan pengendara yang ingin lurus terlebih dahulu baru melakukan belok atau berputar. Seringkali pengendara sering berlomba2 untuk belok atau memutar tanpa lintasan tanpa marka. Padahal sering kali banyak pengendara lain yang sedang melaju cepat. Akibatnya tabrakan antara kendaraan yang melaju lurus dengan kendaraan yang ingin membelok ataupun memutar. Karena itu pilihan untuk “mengalah” pada kendaraan yang ingin lurus merupaka sebuah langkah yang bijaksana untuk menghindari kecelakaan.