“Makanya saya beli Yamaha Scorpio. Waktu itu kilometernya masih nol, langsung saya boyong ke Ajie,” kenang pegawai BRI yang juga anggota klub BRI-Kers Jakarta. Soal selera, Imam enggak suka model sport dan streetfighter. “Maunya desain yang secara ergonomi santai. Makanya, pilihan chopper sangat tepat,” tambahnya.
Ajie yang disodorkan Scorpio cepat tanggap dan langsung merombaknya. Baginya, sasis dari center bone ke depan sudah tidak perlu dievaluasi. “Saya ubah dari tengah ke belakang. Dibuat baru sama sekali,” tegas Ajie yang aslinya tukang servis AC.
Tujuan dari ubahan ini jelas. Konstruksi Scorpio yang siaga dan agak tinggi tidak mungkin bisa dipertahankan untuk chopper. Makanya, dari bagian tengah ke belakang perlu dibuatkan sasis baru yang rancangannya agak ke bawah, termasuk lengan ayun memakai punya Honda Steed 400.
Dari situ bentuk dasar didapat. Ajie serta-merta membuat tangki chopper plus sepatbor ala ducktail sesuai dengan genre-nya. “Setang bullhorned termasuk raiser kami buat sendiri. Detail macam lampu depan dan belakang variasi moge dan penguatan di kaki-kaki, yakni shockbreaker depan upside down Aprilia,” papar Ajie.
Sentuhan akhir, FMM memilih knalpot Honda Shadow agar suaranya ngebas. Kerapihan kerja menata chopper full dressed model begini patut diacungi jempol.
Seperti sepatbor belakang yang mendekati ducktail memang cocok untuk karakter motor rapi dan tidak terkesan liar. Padahal, bengkel modifikasi ini tidak spesialis chopper.
No comments:
Post a Comment