Friday, September 25, 2009

Skuter PCX, Senjata Baru Honda 2010 di ASEAN

Thai Honda Manufacturing (THM), salah satu basis produksi Honda untuk pasar global, di Thailand, Senin (14/9), memperkenalkan sekaligus mengumumkan bahwa mereka mulai memproduksi skuter terbaru yang diberi nama PCX.

Menurut Honda Motor Co Jepang, skuter baru ini akan menjadi produk global yang akan diekspor ke berbagai kawasan, mulai awal tahun depan. Target utama Honda adalah Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.

Kendati demikian, Honda juga menyebutkan bahwa target lain dari skuter ini adalah negara-negara ASEAN. Berarti, Indonesia, sebagai salah satu pasar kendaraan bermotor roda dua terbesar di ASEAN sekarang ini, dipastikan akan menjadi target. Penggemar Honda atau skuter Honda yang ingin tampil lebih eksklusif tinggal menunggu kehadiran skuter ini tahun depan.

Menurut Honda, skuter PCX menjadi produk untuk pasar global karena kendaraan roda jenis ini sangat mudah digunakan. Di samping itu, penampilannya juga makin gaya dan inovatif. Ditambahkan, rancangan dasar skuter ini merupakan komponen kunci untuk memperoleh efisiensi proses pembuatannya.

PGM-FI & Canggih. Mesin yang digunakan pada PCX berkapasitas 125 cc, 4-langkah, dan satu silinder. Honda mengembangkan teknologi yang memiliki kemampuan mengurangi gesekan antar-komponen di dalam mesin.

Hasil selanjutnya, konsumsi bahan bakar PCX juga irit. Berdasarkan tes yang dilakukan oleh perusahaan tersebut di Thailand, konsumsi bensin PCX 50 km/liter (ECE40 MODE). Hasil tersebut diperoleh berkat kombinasi aplikasi teknologi lainnya, yaitu sistem injeksi elektronik bensin khas Honda, PGM-FI, dan idle stop system, sistem yang mematikan mesin bila motor berhenti sementara.

Juga dijelaskan, skuter ini mencapai standar emisi Thailand level 6 yang mengacu standar Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Untuk ini, di knalpotnya dipasangi katalisator yang menyaring dan mencegah emisi beracun bertebaran di udara bebas ketika mesin dihidupkan.

Klaim Honda lainnya, PCX ini merupakan skuter 125 cc pertama di dunia yang dilengkapi dengan ACG starter. Teknologi terakhir ini adalah motor starter listrik yang juga berfungsi sebagai generator atau pembangkit listrik, sama seperti yang digunakan pada mobil canggih atau hibrida masa kini.

Dengan cara itu pula, menurut Honda, ukuran mesin skuter ini jadi lebih kompak. Cara tersebut juga mengurangi suara berisik ketika mesin dihidupkan.

Fitur lain adalah CBS atau Combined Brake System yang diperkenalkan Honda di Indonesia melalui Vario CBS Techno. CBS adalah sistem untuk membantu kerja rem belakang untuk menciptakan stabilitas.

Kalau sudah begini, harganya dipastikan jadi lebih mahal. PCX akan menjadi skuter eksklusif premium dengan mesin 125 cc. Boleh juga!

Thursday, September 24, 2009

Wuih! Suzuki Skywave Berlapis Emas

Melihat modifikasi dari Suzuki Skywave 2009 ini, Anda pasti bertanya, apa sih keistimewaannya? Enggak ada yang unik, malah modifikasinya terkesan biasa-biasa saja.

Betul sekali! skutik milik Aditya Aryadi Rachman ini bisa tampil karena memiliki dua—bisa dibilang—kelebihan-lah. Pertama, perhatikan kedua velg berukuran 4 x 14 inci depan dan 5,5 x 14 inci belakang. Warna keemasan itu bukan cat, tetapi sepuhan emas.

Aditya membenarkan, meski ia lupa habis berapa gram. "Untuk kedua velg itu, total biaya krom emas Rp 3 juta," ungkap Aditya. Prosesnya, lanjut pria berusia 26 tahun itu, sama seperti krom biasa dan dilakukan setelah finishing velg.

Sementara itu, jari-jari dan teromol sengaja dibiarkan standar. Namun, efek emas lainnya ditonjolkan pada bodi. "Warna putih dari Spies Hecker kebetulan juga mengandung gold effect," sebut Aditya.

Lantas apa kelebihan yang satu lagi? Masih seputar roda, perhatikan bagian belakang. Sekilas, velg yang dibalut karet hitam ukuran 140/60 itu seperti mundur. Menurut Aditya, bagian itu sengaja tidak dimundurkan untuk mempertahankan posisi standar agar handling tidak berubah.

Yang bikin roda belakang seperti mundur, kuncinya ada pada perubahan sudut kemiringan sokbreker. Ubahan dilakukan dengan menggeser pegangan atas, membuat pandangan orang terkecoh, seolah sumbu roda dibikin mundur.

Monday, September 21, 2009

Yamaha Scorpio Kekar Hanya Bermodal Pelat dan Pipa

Bukan tanpa alasan, Henry Wijaya berkeras menggunakan pelat dalam memodifikasi bodi motor. Menurutnya, bahan itu lebih kuat ketimbang fiberglass, dan itu sudah dibuktikannya pada Honda CB175. Saat mengalami kecelakaan menabrak mobil, motor tetap aman, meski dirinya mengalami patah tiga di rahang bawahnya.

Dari pengalaman itu, maka ketika mempermak Yamaha Scorpio-Z 2009, pemodifikasi dari rumah modifikasi Tunas Jaya (TJ) Garage, Tuban, Jawa Timur, ini mengandalkan lempengan logam. Kebetulan, modifikasinya tidak begitu rumit lantaran mencontoh model Ducati Streetfighter.

Konsekuensi dari pemakaian pelat sangat jelas, butuh waktu lama untuk pengerjaannya. Contohnya, ya pada Scorpio-Z ini. Untuk mengerjakan tangki dan bagian buritan, diperlukan waktu 2 bulan.

Tangki diambil dari Honda Tiger Revo. "Totalnya sih hanya butuh sepertiga lembar pelat yang ukuran 1 meter persegi," ungkap Henry. Agar bentuknya berotot, mulai bagian tengah sampai belakang dipangkas habis. Sisanya disambung dengan pelat yang sudah dibentuk.

Untuk buritan motor, prosesnya manual tanpa cetakan sehingga bisa menghasilkan desain yang kompak. Bahkan, tarikan garis dan lengkungannya sangat sempurna. "Beberapa kali saya gagal bikin bentuk yang sempurna. Lebih dari satu lembar pelat (untuk) sampai ke bentuk yang sesuai," kenang Henry yang menggunakan pelat 0,8 mm.

Bila bodi memerlukan waktu dua bulan, sebaliknya, untuk merancang ulang rangka justru lebih cepat. Henry mengaku butuh waktu dua minggu untuk rombak ulang. Dasar sasis dibikin dari pelat bulat yang terdiri dari dua jenis diameter yang berbeda. Untuk rangka utama, pakai yang berdiameter 4,2 inci, sedangkan sasis samping, seperti teralis, pakai diameter 3,2 inci.

Saturday, September 19, 2009

Honda Vario Gold Platting Bisa Naik-Turun

Ada yang menarik dari penampilan Honda Vario dari Bandung, Jawa Barat, ini. Bukan karena warna bodi yang blink-blink (kinclong) yang digandrungi penganut low rider di Amerika, atau roda belakang sampai mundur 20 cm lantas pakai ban besar serta knalpot gambot. Justru bukan itu keistimewaannya. Skutik buatan 2006 ini bisa naik turun seperti yang kebanyakan dilakukan pemodifikasi mobil. Skutik bisa begitu lantaran sang modifikator menginstalasikan sistem suspensi udara pada sokbreker depan dan belakang.

"Ini hasil riset kami sejak 2004," ungkap Geri Turga dari bengkel MotorPop di Jalan Pasirkumeli, Cimahi, Jawa Barat. Rumah modifikasi ini memang melakukan pengembangan berbagai model sistem suspensi udara.

Seperti Anda simak pada shock belakang, yang asli Vario hanya satu, tetapi jadi terpasang dua. Menurut Geri, peredam kejut ini buatan sendiri, menggunakan pelat setebal 3 mm. Bagian dalam dipasang as dan sil hasil karya mereka. "Untuk as shock menggunakan besi diameter 12 mm, sedangkan sil memakai ukuran diameter luarnya 56 mm," papar Geri yang menyebutkan bahwa jarak main shock belakang bisa sampai 15 cm.

Untuk shock depan, lanjut Geri, bagian as dibubut ulang dan ketebalan sil ditambah jadi 1,5 cm. Soal desain bagian dalam, Geri tampak sedikit merahasiakannya lantaran mereka memasarkan sistem ini. Konon, satu setnya dilego Rp 8,5 juta.

Sama seperti mobil, menaik-turunkan shock dibutuhkan udara yang dipasok lewat kompresor. Di sini, Geri mengandalkan kompresor DC Volcano berkemampuan 8 bar. "Jika kurang dari 8 bar, naik-turun lambat dan tidak bisa sampai setinggi 15 cm," paparnya. Untuk mengaktifkan kompresor, mesin motor harus hidup lantaran dari sanalah sumber listriknya.

Selain suspensi udara, ada satu lagi yang membuatnya menarik. Hanya perlu ketelitian untuk mengetahuinya. Apa itu? Sejumlah baut mengalami gold platting atau pelapisan emas. "Kami pakai emas yang 17 karat," bangga Geri.

Tuesday, September 15, 2009

Honda BeAT "Low Rider Chopper" dari Bali

Urusan pahat-memahat patung, Bali jangan dilawan deh. Tapi, untuk modifikasi motor, Bali juga tidak boleh dipandang remeh. Tengok Honda BeAt 2008 karya Kadek Denny Irawan ini. Konsep yang dianut low rider, walaupun memang bukan hal yang baru.

Namun, itu bukan berarti tak ada terobosan. Kekuatan seni yang dimiliki masyarakat Pulau Dewata tecermin pada skutik ini.

Contohnya, pemelaran sumbu roda. Bila kebanyakan modifikator menonjolkan tulang kekar, Denny justru membungkusnya. "Saya bikin begini karena basis dari Honda BeAT yang memiliki wheelbase pendek. Jadi, kalau tulang tambahan dibiarkan telanjang, bikin perbandingan bodi atas dan bawah jadi tidak berimbang," alasan Denny. Dengan begitu, lanjutnya, tampilan tidak proporsional dan terlihat kopong.

Terlebih, pada Honda BeAT itu, ia memanjangkan sumbu roda. Belakang sampai 40 cm dan ke depan 20 cm. Agar tidak kelihatan kosong, tulang-tulang panjang itu dibuatkan baju full fiber.

Di sini kreativitas Denny muncul. Lantaran konsep low rider sudah banyak, maka ia menambah aroma chopper. "Sekalian dibuat baju sampai menutupi roda. Maka terciptalah ide full sepatbor," ujar pemilik usaha pusat kebugaran itu.

Pembuatan bodi tidak sembarangan. Denny harus menyelaraskan lekukan-lekukan pada bodi asli BeAT dengan bodi bikinannya. Garis melengkung 45 derajat pada bodi bawah, misalnya, tak lain mengikuti bodi asli. "Jadi, tak ada tarikan lekukan atau garis yang bertentangan," papar ayah yang mempunyai tiga anak ini.

Sekalipun tubuh BeAT sudah dibalut baju bak jubah, Denny masih bisa menumpahkan kreativitasnya agar bisa dipandang. Salah satunya, desain knalpot model dua pipa yang menjulur bak belali gajah. "Menyambung konsep low rider chopper, knlapot model begini kan jadi ciri chopper," kilah Denny.

Masih ada lagi. Ia menyusupkan teknologi lumayan canggih, semisal lampu indikator mesin "on/off" di panel setang merangkap indikator sein. Kemudian, lampu stop yang bisa berkedip-kedip (kala hujan), mirip kinerja di mobil balap F1 saat hujan.

"Semua pengoperasian cukup dengan menekan satu tombol yang bawaan BeAT. Saya buatkan juga tombol pembuka jok secara otomatis dengan memanfaatkan mekanisme hidrolis. Ini ide baru yang coba saya tawarkan," bangga bos Retro Motor ini.

Terobosan lain, sokbreker depan diganti model rigid. Peredaman menggunakan sistem lengan ayun, makanya sokbreker di tengah bodi jadi berfungsi. "Kalau ada gerak akibat jalanan tidak rata, setang akan turun sedikit, sedangkan bodi dekat pijakan kaki agak membuka. Gerakan setang dan bukaan bodi hanya 2 cm," papar Denny.

Saturday, September 5, 2009

Yamaha Mio American Style

Satu lagi tren aliran modifikasi baru yang bakal ramai, yakni hot rod pada skutik. "Sumbangan" ini dari Shaflingga yang berkolaborasi dengan Budi "Big" Rahmanto dari Big Modification, Jakarta Timur. Mereka menyulap Yamaha Mio 2005 jadi bergaya classic street rod.

Pertimbangan Agha—sapaan akrab Shaflingga—karena gaya klasik abadi dan sampai kapan pun akan disukai. Sebagai contoh, lanjutnya, bisa lirik bodi Fino yang terbukti banyak penggemarnya. Ini beda dengan bodi custom yang pasti disenangi sesaat.

Keistimewaan dari modifikasi ini adalah jitu memadukan bodi Fino yang ramping dengan kaki-kaki besar. Itu seperti bagian depan yang dipasangi ban lebar 4 inci, dan belakang 8 inci dengan diameter 14 inci. "Kami ingin bodi ramping ditopang kaki yang cukup besar. Karena itu, sengaja dipesan velg telapak lebar," ujar sarjana ekonomi ini.

Lantaran mengaplikasi aliran hot rod (American style), desain velg disesuaikan dengan kegemaran para penganut aliran ini di negeri asalnya, yakni dengan memakai jari-jari rapat yang sampai menghabiskan 120 batang. Karena ada penggantian rim, mau tak mau harus dibuatkan teromol khusus dari bahan aluminium gelondongan yang kemudian dibubut.

Untuk memberi kesan bahwa kaki yang dipakai betul-betul besar, maka skubek dibikin ceper. Hal itu berarti sistem suspensi diubah sedikit. "Sengaja dibikin rigid depan dan belakang sehingga enggak ada jarak main. Tujuannya, menghindari mentok antara bodi dan roda," papar Agha.

Desain knalpot custom yang meruncing semakin menguatkan style. Menurut Agha, modelnya meniru dari majalah Harley-Davidson. Ukuran tinggal disesuaikan dengan bodi Mio. Agha dan Budi enggak hanya fokus di bagian yang besar saja, tetapi juga menyempurnakan bagaian detail.

Misalnya, mesin dicat sewarna dengan bodi utama. Bahkan, cat juga melumuri bagian head lamp dan dudukan spidometer. Agha mengaku puas, meski harus menunggu lama sampai lima bulan. "Style baru (pada) modif skutik sudah lahir," bangganya.

Wednesday, September 2, 2009

Yamaha Jupiter MX 135 LC Prototipe dari Medan

Pabrikan motor Jepang atau Eropa tidak diragukan lagi dalam menciptakan prototipe. Ternyata, Indonesia juga tak mau kalah. Meski sampai saat ini belum bisa bikin motor utuh, Indonesia mampu menampilkan motor konsep lewat modifikasi Yamaha Jupiter MX 135 LC. Hasil karya anak bangsa dari Sumatera Utara ini diikutsertakan dalam Mofest Modification Contest 2 Region III, Sumut.

Budi Udin Fakkar dari Jatayu Motor Sport tergolong berani merombak Jupiter MX milik Jimmy tersebut. Intinya, ia tak mau cuma mengubah bodi yang dirancang seperti badan motor konsep. "Saya enggak mau begitu. Prototipe yang benar juga mengaplikasi beberapa komponen yang mengaplikasi mekanisme kerja berbeda," ungkap Budi.

Sebab, motor konsep bikinan pabrikan pun menawarkan teknologi komponen yang berbeda dengan produk massal. Juga ada mekanisme kerja komponen yang dikembangkan dari komponen sebelumnya.

Itulah acuan Budi. Makanya, MX yang digarap memiliki teknologi yang jauh dari MX sebenarnya. Ia pun mengatakan kalau ciptaannya itu merupakan motor sport masa depan.

Dalam modifikasi teknologi komponen yang ditawarkan, ada tiga bagian yang bisa dilirik. Pertama, sistem kemudi dikasih nama steering ratio. Ada perbandingan radius putar waktu setang digerakkan ke dalam dan ke luar.

Kedua, mekanisme kerja peredam kejut merupakan inovasi baru. Budi menamakannya Advance Suspension. Mekanisme kerjanya berhubungan dengan aplikasi roda hubless. Pegangan velg ditopang dua tiang yang mengirim beban ke peredam kejut.

Prinsip kerjanya mirip shock belakang unitrack, tetapi posisi dipasang terbalik. Menariknya, meski dengan sistem hubless, bagian ini tetap enteng ketika bermanuver.

Terakhir, keyless ignition. Menyalakan mesin pakai kunci starter dengan menggunakan sensor gesek. Ya, semacam kartu yang biasa dijadikan kunci di kamar hotel.

Dengan keberanian Budi, pantas kalau karyanya dianugerahkan sebagai The Best Region III. Selamat.