Friday, August 1, 2008

Membangun Brand Image Seperti Honda, Sulit Bro !

Membangun brand Image adalah sebuah perkara yang sulit, rumit dan kadang tidak semudah yang dibayangkan meski sebuah pabrikan telah mangalokasikan dana yang tidak sedikit. Karena untuk terciptanya brand yangkuat sebuah manufaktur terutama speda motor tidak saja harus mampu membuat produk berkualitas baik namun juga harus mampu konsisten didalam sebuah bidang serta memiliki ciri khas tertentu.

Di Asia Pasifik Brand Honda seperti Toyota , Lho Kok ?

Untuk kawasan regional Asia Pasific Brand Honda merupakan sebuah produsen spedamotor yang paling besar baik dari segi pemasaran, produk maupun asetnya. Kesuksesan Honda menguasai pasar tentunya tidak lepas dari brand Image honda yang sangat berpengaruh di masyarakat alias konsumen. Usaha dan kekuatan nama besar Honda tidak dapat diraih seperti membalikan telapak tangan atau seperti usaha yang dilakukan oleh Roman Abrahamovic dalam membangun Chelsea yang dapat diperoleh hanya dengan mengucurkan dana ratusan juta dolar.

Dibutuhkan usaha keras semisal memproduksi berbagai produk untuk berbagai segmen secara konsisten dengan standar yang sama. Sehingga brand tersebut memiliki sebuah pondasi kuat disetiap segmen, bahkan kalaupun konsumen tersebut melakukan shift up alias “naik kelas” produk tersebut mampu mengakomodir kebutuhan konsumen transegmen tanpa harus membuat konsumen tersebut melirik merk lain.

Hal ini dibuktikan dengan variasi produk Honda yang dimulai dari segmen paling dasar dalam piramida produk Honda. Semisal diawali dengan produk Moped kemudian City Bike, Light Sport hingga Superbike maupun grand Tourer. Ibarat melakukan kaderisasi dari generasi ke generasi maupun trans segmen yang dilakukan oleh Toyota, pabrikan besar seperti Honda memiliki kemampuan memupuk konsumenya dari menawarkan produk varian paling dasar hingga varian paling Hi-end yang notabene kebanyakan produk mereka hanya mampu dibeli oleh mereka yang sudah berstatus mapan.

Memiliki Ciri Khas Tersendiri seperti Kawasaki dan Yamaha

Cara lain yang dapat di tempuh untuk membangun brand image adalah membangun ciri khas seperti image “Sporty” oleh Yamaha dan “Super Fast” ala Kawasaki. Namun mengapa secara global pemasaran mereka tidak bisa sesukses Honda ? Sebenarnya cukup sederhana. Image Sporti maupun Hi performance ala Kawasaki sendiri secara tidak langsung memiliki sisi negatif. Yang tidak lain adalah mengkotak kotakan konsumen itu sendiri. Akibatnya bagi mayoritas konsumen yang cenderung menggunakan speda motor sebagai kendaraan beban akan sedikit mengalami rasa sungkan untuk membeli produk tersebut. Efek langsungnya hanya kelompok konsumen yang fanatik dengan aura dan gaya ”Sporty” lah yang menjadikan Yamaha atau Kawasaki sebagai pilihan utamanya, padahal kelompok konsumen berkategori tersebut tidak sebanyak konsumen ”umum” yang membeli motor sekedar hanya menjadikanya kuda beban.

Image Kuat Brand Italy, Kenapa Gagal Menguasai Pasar?

Siapa sih yang tidak kenal Ducati, spedamotor yang disamakan dengan Ferarri roda dua. Atau Eksotisme MV Agusta, Benelli hingga keganasan produk Aprilia? Tetapi kenapa mereka gagal menguasai pasar bahkan untuk dinegrinya sendiri pun mereka hanya menjadi pabrikan urutan kesekian yang berada jauh dibelakan kwartet jepang? Yang lebih ironis merekapun sempat mengalami pailit untuk jangka waktu tertentu padahal secara brand Image mereka tidak kalah kuat dibanding produsen jepang.

Hal ini utamanya disebabkan oleh faktor harga. Umumnya mereka membandrol produknya 2 atau 3 kali lipat lebih mahal dibanding produk serupa dengan produk pesaingnya yang berasal dari negri matahari terbit. Padahal produk yang mereka tawarkan tidak memiliki keunggulan yang signifikan dibanding produk jepang tersebut, jika tidak mau dibilang lebih buruk bila dilihat dari faktor reabilitas. Disamping itu harga tersebut membatasi segmentasi konsumen mereka dimana bagi konsumen di luar segmen terebut terpaksa membeli produk lain yang memiliki resiko yaitu : kalaupun secara ekonomi mereka telah mampu membeli produk italy namum karena telah merasakan produk Jepang akibatnya mereka menjadi sungkan untuk beralih kepada produk lain (italy) yang ironisnya produk tersebut tadinya begitu mereka impikan.

Untuk itu rasanya alasan ekslusifitas tidak mampu mereka jadikan nilai jual untuk menantang produk dari jepang. Salah satu cara bagi mereka untuk tetap eksist hanyalah mengandalkan konsumen setia yang telah menjadikan brand mereka sebagai bagian dari hidup alias “Cult” tidak heran dari tahun ke tahun konon konsumen mereka bisa dibilang itu-itu saja. Kalaupun ada usaha pabrikan Italy melakukan trobosan adalah yang dilakukan oleh Cagiva dengan menggunakan produk jepang (Suzuki sebagai mesin Raptor 600,1000 dan Hyosung sebagai bakal mesin Mito 500) namun akibatnya kadang menjadi bumerang. Disamping memiliki harga yang tetap lebih mahal dibanding produk Jepang lainya, produk tersebut kurang diminati oleh pencinta motor Italy sejati.

No comments: