Setiap hari rute motor jenis sport itu dari rumah ke kantor berjarak 26 km. Belum lagi kata Martin dibawa keliling rumah. Penasarankan, kok bisa seirit itu? Bebek maupun skubek aja enggak ada bisa menempuh di atas 100 km untuk 1 liter.
Saking penasarannya, tim Motor Plus pun menjajalnya, meski harus dua kali lantaran yang pertama ada kebocoran pada peralatan. Baru uji kedua dengan menempuh 16 km menghabiskan bensin 60 ml. Jadi, kalau 1 liter (1.000 ml) bisa merayap sejauh 266 km. Padahal, standarnya Pulsar DTSi untuk 1 liter hanya mencapai 40 km.
Generator hydrogen
Martin bisa bikin motornya superirit hanya bermodalkan sekitar Rp1,5 juta. Biaya itu untuk membeli berbagai peranti penghemat seperti Xado Revitalisasi, DC Booster, CDI stabilizer, Xtreme Fire booster dan Generator Hydrogen. Dari semua peranti itu, generator hydrogen memberi pengaruh paling besar dan harga alatnya Rp 375 sudah termasuk ongkas pasang.
Keiritannya bisa mencapai 47,5 persen. Alat ini yang memproduksi air menjadi bahan bakar karena, kata martin generator memiliki elemen atau sel yang beresonansi setelah diberi arus listrik. “Akibat resonansi tadi, gas hidrogen dan oksigen yang ada di air keluar dan kemudian disalurkan ke karburator sehingga terjadi ledakan,” bilang warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan ini.
Sistem penyaluran gas (hidrogen dan oksigen) melalui slang ke intake manifold yang di depan karburator. Karena itulah, bensin yang dikonsumsi jadi sangat sedikit sekali. Sebab, energi pembakaran diraih dari oksigen dan hidrogen tambahan tadi.
Untuk mengisi air bisa dari air mineral dan volume tabung sekitar 300 ml. Jumlahnya tdak akan berkurang, hanya keruh dan martin menggantinya setiap tiga hari sekali.
Selain itu, Martin memakai Xado Revitalisasi, Turbo dan Anti Carbon. Semacam cairan yang dicampur ke dalam oli mesin. Tujuannya, untuk mengembalikan kondisi jeroan mesin seperti baru. “Kompresi atau kualitas dalaman mesin setelah masa pakai tidak akan mempengaruhi performa,” tegas pria yang kerja di Telkomsel.
Dengan kondisi mesin seperti baru, berarti gas tak perelu dibejek. Ujung-ujungnya sedikit bensin yang terbakar. Dan pemakaian cairan ini diyakini Martin memberi kontribusi sekitar 5 persen.
Dari bahan bakar, Martin coba mencegat pada sistem kelistrikan. Di sektor ini, ia menggunakan DC Booster yang dipasang paralel ke aki. Diestimasikannya memberi keuntungan sampai 15 persen. “Dengan begitu, pembakaran jadi lebih sempurna,”yakin pria asal Padang, Sumatera Barat.
Masih di kelistrikan, untuk menjaga kestabilan tegangan input CDI, supaya bekerja optimal, ditambah dengan stabilizer yang dipasang antara aki dan CDI. Alat ini menyumbang peran sekitar 10 persen.
Terakhir, Xtreme Fire Booster yang ditempatkan antara koil dan busi. Fungsinya memperkuat energi pengapian. Peran dalam pengiritannya dinilai Martin bisa sampai 20 persen.
Penasaran, silakan pasang!
No comments:
Post a Comment