Bagi Wahidin, tak ada kata menyerah dalam memodifikasi motor; termasuk pada Suzuki Spin, sekalipun pegangan mesin berbentuk huruf U. Keraguan juragan Anggrek Motor ini adalah, jika memakai undur-undur, lazimnya akan melintir.
Solusinya, komponen itu dirancang sendiri. Antara batang yang di kanan dan yang di kiri, jelas Wahidin, disambungkan dengan pelat yang tebalnya 4 mm dan panjangnya sampai 15 cm. Setelah dijajal, barulah itu dirasa aman dan layak jalan.
Ternyata, persoalan belum beres. Wahidin harus berpikir untuk posisi shockbreaker. Masalahnya, ia enggak mau merusak banyak bagian belakang sehingga, jika ingin dibikin standar lagi, enggak repot. Alhasil, dibuatkan beberapa dudukan baru seperti untuk pegangan atas dengan menggunakan pipa 3/4 inci yang disambungkan atau ditembus ke sasis kemudian diikat pakai baut 12.
Adapun untuk pegangan bawah, "Bracket dipasang di atas mesin atau persis di atas kipas," papar Wahidin. Materialnya berupa pelat 4 mm dan shockbreaker-nya dipilih dari Yamaha Jupiter MX karena dimensi dan tingkat kekerasannya sesuai. Wahidin mengingatkan, jangan pakai shockbreaker yang keras lantaran roda belakang sudah berubah dan menahan beban yang sangat berat.
Yang patut diacungi jempol dari karya Wahidin, jika dilihat dari samping, wujud knalpot tak tampak. Bagian itu sengaja disembunyikan dengan tujuan lebih pada estetika dan kenyamanan. Jika diletakkan di samping, katanya, itu akan mengaburkan kesan ekstrem velg. Model undertail pasti mentok ke bodi karena keduanya sudah dicoba.
No comments:
Post a Comment