Kenyataannya, sampai sekarang, Ferrari memang tidak membuat sepeda motor atau superbike, baik secara eksklusif maupun untuk dijual ke publik. Namun bagi perancang produk industri, utamanya kendaraan bermotor, mobil-mobil Ferrari adalah sumber inspirasi. Ini pula yang menyebabkan, seorang perancang industri asal Israel, Amir Glinik, melahirkan konsep superbike Ferrari.
Pengakuan Glinik, ia tidak sekadar menuangkan pikirannya pada motor Ferrari ini secara spontan. Ceritanya, di awal 2005, di benaknya timbul pertanyaan, ”Mengapa Ferrari tidak punya atau bikin motor?” Meski sudah tahu jawaban dan logika penjelasannya, Glinik berusaha mencari tahu tentang motor Ferrari di internet.
Faktanya, ia menemukan bahwa keluarga Ferrari pernah membuat proyek motor secara pribadi pada 1953, yaitu Alfredo Ferrari. Sejak itulah ia mempelajari karakter unik sepeda motor Ferrari, antara lain desain setang dan mekanisme suspensi belakang. Ia juga terus mempelajari komponen Ferrari masa lalu untuk dihadirkan kembali.
Potong Mesin
Setelah karyanya dipublikasikan, sebagian desainer menilai ide Glinik termasuk “gila”. Maklum, ia membuat superbike dengan mesin V12 hasil modifikasi dari Ferrari “Enzo”. Mesin yang digunakan pada mobil ini dipotong atau dimodifikasi menjadi V4. Selanjutnya, digunakan untuk menggerakkan roda belakang motor.
Glinik juga mengaplikasikan teknologi kelas atas pada motor ini. Antara lain fitur kontrol motor yang diadaptasi dari “throttle quadrant” pesawat tempur F-16 plus setir mobil Formula-1 Ferrari. Fitur lainnya yang tak kalah menarik adalah layar sentuh LCD segala cuaca yang dipasang di atas tangki bensin.
Amir mengaku garis-garis Ferrari “vintage” dan moderen sangat mempengaruhi rancangannya. Kombinasi yang digunakannya merupakan garis-garis terbaik Ferrari. Pada mesin, transmisi dan managemen mesin, Glinik mengadopsi teknologi mobil. Untuk mengatur gas atau putaran mesin, digunakan teknologi “drive by wire”.
Mesin V4 dibuat berdasarkan blok mesin Ferrari “Enzo” dengan bak oli di depan, terpisah dari tangki oli utama. Bagian bawah mesin dirancang ulang sehingga menjadi transmisi monoblok girboks yang ikut mendukung gerakan radial lengan ayun, unit hidraulik peredam kejut dan kopling. Sedangkan mendinginkan mesin digunakan air plus kombinasi sirip-siriip rendah khas mesin Ferrari.
Rem
Rem menggunakan kaliper ganda yang bekerja dengan sistem “remote” dan dioperasikan melalui tuas di sebelah kanan motor. Kerja rem juga dibantu oleh sistem pedal yang dioperasikan oleh kaki.
Garpu dibuat dari aluminium profil U, yang digunakan untuk sasis. Rangka lantas dibungkus oleh komposit yang membentuk bodi motor. Untuk suspensi depan, digunakan jenis piston hidraulik tunggal pintar yang dapat mengatur peredaman sesuai dengan kondisi permukaan jalan atau trek.
Jantung dari sistem kontrol motor ini meniru kerja komputer mesin Ferrari. Untuk ini digunakan sistem layar sentuh untuk memantau dan mengatur kerja komponen motor plus sistem diagnostiknya. Beberapa sistem dapat dioperasikan melalui layar di atas tangki adalah setelan suspensi, anti-maling, radio dan GPS.
Terbaik
Meski karya Amir Glinik bukan yang pertama, namun dinilai sebagai yang terbaik. Sebelumnya sudah ada beberapa perancang membuat motor Ferrari. Pada 1970, Kay Engineering membuat motor balap dan dikabarkan sekarang ini harganya mencapai setengah juta dolar. Waktu itu, pembikinan mendapat dukungan penuh dari Enzo Ferrari. Bahkan pada 1980-an, legenda sepedamotor Arlen Ness dari Amerika Serikat, juga sempat membuat chopper Testarossa.
Tahun lalu, seorang pengemar Michael Schumacher membuat Scuderia Ferrari Chopper untuk pembalap tersebut (sejak itu Michael ketanggihan mencoba motor balap). Namun melihat motor Amir Glinik ini, pengamat menilai, itulah motor Ferrari terbaik.
No comments:
Post a Comment