Thursday, July 2, 2009

Yamaha V-ixion Berbodi "Break Dance"

Tidak terintegrasi. Begitulah tampilan dari Yamaha V-ixion 2007 milik Iswantoro Adi di Jakarta ini. Kesan rancangan bodi yang "patah-patah" bak tarian break dance pada era 1980-an diperkuat dengan pemakaian warna merah pada bagian tertentu saja. Bisa begitu lantaran Topo Goedhel Atmojo, sang builder telah melakukan beberapa inovasi.

Apa saja sih? Coba lirik deh tangkinya. Menurut Topo, bagian itu dibuat dengan tingkat kesulitan cukup tinggi karena di kedua sisi ada semacam airscoop dan menjadi satu kesatuan dengan tangki. Kesulitan lainnya adalah ketika menyeimbangkan bagian kiri dan kanan.

Kalau sistemnya lepasan, aku Topo, mungkin akan lebih gampang. Lagi pula, bahannya menggunakan pelat galvanis 0,8 mm. Untuk memperlihatkan keseriusan dalam menggarap, sisi detail ditonjolkan lewat cat gradasi. Konsekuensinya ya itu tadi, terkesan jadi tidak rapi.

Inovasi lainnya, pindahkan lirikan Anda ke buritan. Selama ini, knalpot yang hanya sebagai tambahan atau lepas dari bodi, oleh Topo dibuat menjadi bagian dari bodi. Makanya, katanya, knalpot dibuat sebelum pembuatan bodi total.

Karena itu, sistem saluran pembuangan diberi cover yang desainnya mengikuti bodi. Jadi, antara knalpot, cover, dan behel mempunyai harmonisasi dalam segi desain," ungkap Topo. Menariknya, meski ada bagian yang "patah", seperti terlihat di bawah sadel, namun konsepnya terinspirasi dari Aprilia Shiver 750.

Padahal, dari segi tampilan tak kalah sama Aprilia. "Hanya beda di mesin dan deltabox dari Shiver," bela Adi sambil tersenyum puas. Ia jadi pede menunggangi Yamaha V-ixion, bahkan pergi ke cafe sekalipun.

No comments: